Biden Didesak Ungkap Dokumen Dugaan Pemimpin Saudi Dukung Serangan 9/11

Sabtu, 07 Agustus 2021 - 15:05 WIB
Orang-orang menonton pesawat yang dibajak menabrak gedung WTC di New York, Amerika Serikat, pada 11 September 2001. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Para anggota keluarga korban serangan teroris 11 September 2001 atau 9/11 menentang partisipasi Presiden Joe Biden dalam acara peringatan bulan depan. Mereka membolehkan Biden ikut acara jika mendeklasifikasi dokumen pemerintah yangdiduga menunjukkan para pemimpin Arab Saudi mendukung serangan tersebut.

Anggota keluarga para korban, bergabung dengan responden pertama dan yang selamat dari serangan 11 September 2001, merilis sebuah surat pada hari Jumat ketika peringatan 20 tahun acara tersebut semakin dekat. Mereka mendesak Presiden AS untuk melewatkan acara peringatan tahun ini kecuali dia merilis dokumen.

“Dua puluh tahun kemudian, tidak ada alasan—klaim ‘keamanan nasional’ yang tidak pantas atau sebaliknya—untuk merahasiakan informasi ini,” bunyi surat mereka.

"Tetapi jika Presiden Biden mengingkari komitmennya dan berpihak pada pemerintah Saudi, kami akan dipaksa untuk secara terbuka menentang partisipasi apa pun oleh pemerintahannya dalam upacara peringatan 9/11," lanjut mereka, seperti dikutip Reuters, Sabtu (7/8/2021).

Sekitar 1.700 orang yang terkena dampak langsung serangan 9/11 menandatangani surat tersebut.



Kedutaan Arab Saudi di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Anggota keluarga korban serangan 9/11 telah lama mencari dokumen pemerintah AS terkait apakah Arab Saudi membantu atau membiayai salah satu dari 19 orang yang terkait dengan al-Qaeda yang menabrakkan pesawat penumpang ke gedung World Trade Center (WTC) New York, gedung Pentagon di luar Washington dan lapangan Pennsylvania. Hampir 3.000 orang meninggal dalam serangan teroris tersebut.

Sebanyak 15 dari 19 pembajak pesawat berasal dari Arab Saudi. Sebuah komisi pemerintah AS tidak menemukan bukti bahwa Arab Saudi secara langsung mendanai al-Qaeda.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More