Laksamana AS: China Dapat Invasi Taiwan dalam Enam Tahun
Rabu, 10 Maret 2021 - 08:47 WIB
WASHINGTON - Komandan tinggi Amerika Serikat (AS) untuk Asia Pasifik, Laksamana Philip Davidson memperingatkan, China dapat menginvasi Taiwan dalam enam tahun ke depan. Itu dikarenakan Beijing telah mempercepat langkahnya untuk menggantikan kekuatan militer Amerika di Asia.
"Saya khawatir mereka (China) mempercepat ambisi mereka untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kami dalam tatanan internasional berbasis aturan pada tahun 2050," kata Davidson di sidang komite angkatan bersenjata Senat AS.
“Taiwan jelas merupakan salah satu ambisi mereka sebelum itu. Dan saya pikir ancaman itu nyata selama dekade ini, pada kenyataannya, dalam enam tahun ke depan,” imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (10/3/2021).
Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri memisahkan diri dari China pada akhir perang saudara pada tahun 1949 dan berada di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh Beijing. Para pemimpin China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka dan bersumpah akan mengambilnya kembali suatu hari nanti.
Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979, tetapi tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer terpenting bagi pulau itu.
Mantan Presiden AS, Donald Trump, merangkul hubungan yang lebih hangat dengan Taiwan saat dia berselisih dengan China tentang masalah-masalah seperti perdagangan dan keamanan nasional.
Pemerintahan Biden telah menawarkan Taiwan alasan optimisme untuk dukungan berkelanjutan selain dari Departemen Luar Negeri mengatakan pada bulan Januari bahwa komitmen AS ke pulau itu "kokoh".
Duta besar de facto Taiwan untuk AS secara resmi diundang ke pelantikan Biden, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 1979.
"Saya khawatir mereka (China) mempercepat ambisi mereka untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kami dalam tatanan internasional berbasis aturan pada tahun 2050," kata Davidson di sidang komite angkatan bersenjata Senat AS.
“Taiwan jelas merupakan salah satu ambisi mereka sebelum itu. Dan saya pikir ancaman itu nyata selama dekade ini, pada kenyataannya, dalam enam tahun ke depan,” imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (10/3/2021).
Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri memisahkan diri dari China pada akhir perang saudara pada tahun 1949 dan berada di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh Beijing. Para pemimpin China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka dan bersumpah akan mengambilnya kembali suatu hari nanti.
Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979, tetapi tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer terpenting bagi pulau itu.
Mantan Presiden AS, Donald Trump, merangkul hubungan yang lebih hangat dengan Taiwan saat dia berselisih dengan China tentang masalah-masalah seperti perdagangan dan keamanan nasional.
Pemerintahan Biden telah menawarkan Taiwan alasan optimisme untuk dukungan berkelanjutan selain dari Departemen Luar Negeri mengatakan pada bulan Januari bahwa komitmen AS ke pulau itu "kokoh".
Duta besar de facto Taiwan untuk AS secara resmi diundang ke pelantikan Biden, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 1979.
tulis komentar anda