Perusahaan Farmasi Siap Produksi Satu Miliar Vaksin Covid-19 Tahun Depan

Selasa, 12 Mei 2020 - 07:02 WIB
Foto/Reuters
NEW YORK - Harapan baru soal vaksin corona terus bermunculan. Kini perusahaan raksasa kesehatan Johnson & Johnson siap memproduksi satu miliar vaksin virus corona (Covid-19) pada tahun depan.

Chief Scientific Officer Johnson & Johnson Paul Stoffels mengatakan kepada ABC News bahwa mereka akan meningkatkan skala produksi di pabrik dan memulai memproduksi vaksin pada akhir tahun ini. “Akan menjadi semakin hebat jika penyakit (Covid-19) akan musnah secepatnya, tetapi kita tidak berpikir demikian,” kata Stoffels. Apalagi, virus corona telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat. “Virus corona mustahil hilang tanpa ada vaksin,” imbuhnya.

Pada 30 Maret lalu Johnson & Johnson mengumumkan telah memiliki kandidat vaksin virus corona dan mengantisipasi uji pada manusia pada September 2020. Johnson & Johnson juga bermitra dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan vaksin. Pemerintahan Presiden Donald Trump telah memberikan hibah senilai setengah miliar dolar untuk membantu penelitian Johnson & Johnson.



Idealnya, produksi vaksin umumnya butuh lima hingga tujuh tahun. Namun, karena pandemi ini telah menyebar, Johnson & Johnson harus menyesuaikan jadwal dan waktu untuk menemukan vaksin.

Selain pengembangan vaksin, obat antibodi juga dikembangkan banyak lembaga penelitian. “Kita membutuhkan segala upaya dengan pihak lainnya untuk meneliti vaksin virus corona,” kata Presiden dan Chief Scientific Officer Firma Bioteknologi Regeneron, George Yancopoulos. Dia mengungkapkan, semua pihak harus melakukan upaya pencegahan dan pengobatan pasien Covid-19 hingga peneliti dan perusahaan farmasi mendapatkan vaksin. (Baca: Mengaku Buat Kesalahan, WHO Minta Pandemi Tidak Jadi Pion Politik)

Tidak seperti Johnson & Johnson, Regeneron mengembangkan perawatan antibodi Covid-19 yang didesain untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit tersebut. Yancopoulos mengungkapkan, apa yang dilakukan vaksin adalah menghasilkan kekebalan di tubuh orang yang mengonsumsi vaksin. “Apa itu imunitas? Itu adalah antibodi yang melawan virus,” ucapnya.

Yancopoulos mengungkapkan, perawatan antibodi tidak bisa digantikan dengan vaksin. “Vaksin memberikan imunitas permanen untuk jumlah orang yang banyak,” katanya. Regeneron juga mengembangkan satu di antara obat yang mereka produksi, Kevzara, untuk merawat pasien Covid-19. Uji klinis obat tersebut akan dilaksanakan pada Juni mendatang.

Bukan hanya negara maju yang mengembangkan vaksin, Bharat Biotech, perusahaan berbasis di India, juga mengembangkan vaksin bernama CoroFlu. Mereka bekerja sama dengan Dewan Penelitian Medis India (ICMR). Proyek itu juga bekerja sama dengan Universitas Wisconsin dan perusahaan vaksin FluGen.

Bharat Biotech juga mengembangkan proyek CSIR-NMITLI, pengembangan antibodi untuk menetralisasi virus korona. Mereka berencana memproduksi antibodi dalam kurun waktu enam bulan mendatang. “Kita akan melakukan apa pun untuk menyukseskan program ini,” kata Direktur Operasional Bharat Biotech Krishna Ella. Dia mengaku bangga bisa bekerja sama dengan ICMR untuk mengembangkan vaksin. “Kita juga hanya satu-satunya perusahaan di negara berkembang yang memiliki fasilitas BioSafety Level 3,” katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More