Iran: Serangan AS akan Menghadapi Respon ‘Menghancurkan’
Rabu, 18 November 2020 - 06:06 WIB
TEHERAN - Setiap serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran akan menghadapi respon yang "menghancurkan". Pernyataan itu diungkapkan juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei.
Sebelumnya dilaporkan Presiden AS Donald Trump meminta opsi untuk serangan di fasilitas nuklir utama Iran pekan lalu tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya.
"Setiap tindakan terhadap bangsa Iran pasti akan menghadapi tanggapan yang menghancurkan," ungkap juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei, dalam situs resmi pemerintah.
Mengutip seorang pejabat AS, Reuters melaporkan pada Senin bahwa Trump, dengan dua bulan tersisa di Gedung Putih, berunding dengan para penasihat senior tentang kemungkinan menyerang fasilitas pengayaan uranium Natanz, tetapi kemudian dibujuk untuk tidak melakukan opsi itu. (Baca Juga: Biden Bentuk Tim Inti Gedung Putih saat Trump Halangi Transisi)
Salah satu penasihat yang disebutkan dalam laporan itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo, pada Rabu akan mengunjungi Israel. Kunjungan itu mengisyaratkan kemungkinan tindakan militer terhadap musuh bebuyutan Israel yakni Iran. (Lihat Infografis: Aplikasi MuslimPro Jual Data Lokasi 100 Juta Muslim ke Militer AS)
"Jika saya adalah orang Iran, saya tidak akan merasa nyaman setelah laporan itu,” ungkap Menteri Energi Israel Yuval Steinitz yang menambahkan dia tidak mengetahui pembahasan itu di Ruang Oval Gedung Putih. (Lihat Video: Terkait Kerumunan FPI, Anies Diperiksa 9 Jam dan Dicecar 33 Pertanyaan)
“Sangat penting bagi Iran untuk mengetahui bahwa jika, memang, mereka tiba-tiba berlari menuju pengayaan tingkat tinggi, menuju persenjataan nuklir, mereka bertanggung jawab menghadapi kekuatan militer Amerika Serikat, dan juga, mungkin, dari negara lain," papar Steinitz pada Radio Angkatan Darat Israel.
Iran mengatakan program nuklirnya untuk kepentingan damai. Rabiei menuduh Israel melakukan "perang psikologis" terhadap Iran.
“Saya pribadi tidak meramalkan bahwa ada kemungkinan mereka (Amerika Serikat) ingin menyebabkan ketidakamanan di dunia dan kawasan,” ujar Rabiei.
Sebelumnya dilaporkan Presiden AS Donald Trump meminta opsi untuk serangan di fasilitas nuklir utama Iran pekan lalu tetapi memutuskan untuk tidak melakukannya.
"Setiap tindakan terhadap bangsa Iran pasti akan menghadapi tanggapan yang menghancurkan," ungkap juru bicara pemerintah Iran Ali Rabiei, dalam situs resmi pemerintah.
Mengutip seorang pejabat AS, Reuters melaporkan pada Senin bahwa Trump, dengan dua bulan tersisa di Gedung Putih, berunding dengan para penasihat senior tentang kemungkinan menyerang fasilitas pengayaan uranium Natanz, tetapi kemudian dibujuk untuk tidak melakukan opsi itu. (Baca Juga: Biden Bentuk Tim Inti Gedung Putih saat Trump Halangi Transisi)
Salah satu penasihat yang disebutkan dalam laporan itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo, pada Rabu akan mengunjungi Israel. Kunjungan itu mengisyaratkan kemungkinan tindakan militer terhadap musuh bebuyutan Israel yakni Iran. (Lihat Infografis: Aplikasi MuslimPro Jual Data Lokasi 100 Juta Muslim ke Militer AS)
"Jika saya adalah orang Iran, saya tidak akan merasa nyaman setelah laporan itu,” ungkap Menteri Energi Israel Yuval Steinitz yang menambahkan dia tidak mengetahui pembahasan itu di Ruang Oval Gedung Putih. (Lihat Video: Terkait Kerumunan FPI, Anies Diperiksa 9 Jam dan Dicecar 33 Pertanyaan)
“Sangat penting bagi Iran untuk mengetahui bahwa jika, memang, mereka tiba-tiba berlari menuju pengayaan tingkat tinggi, menuju persenjataan nuklir, mereka bertanggung jawab menghadapi kekuatan militer Amerika Serikat, dan juga, mungkin, dari negara lain," papar Steinitz pada Radio Angkatan Darat Israel.
Iran mengatakan program nuklirnya untuk kepentingan damai. Rabiei menuduh Israel melakukan "perang psikologis" terhadap Iran.
“Saya pribadi tidak meramalkan bahwa ada kemungkinan mereka (Amerika Serikat) ingin menyebabkan ketidakamanan di dunia dan kawasan,” ujar Rabiei.
(sya)
tulis komentar anda