Rusia Mengaku Masih Optimis Soal Pembelian Sukhoi oleh Indonesia
Rabu, 11 November 2020 - 17:02 WIB
JAKARTA - Rusia masih optimis kesepakatan pembelian Sukhoi Su-35 oleh Indonesia akan berlanjut. Indonesia, seperti diketahui berencana membeli 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dengan harga sekitar USD 1,1 miliar.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, meskipun belum ada perkembangan berarti, tapi dia belum mendengar kabar bahwa Indonesia akan membatalkan rencana pembelian jet tempur tersebut.
"Sejauh ini belum ada perkembangan berarti, tapi kami belum mendapat respon negatif dari Indonesia atau adanya informasi bahwa Indonesia akan membatalkan proyek ini," ucap Vorobieva. ( )
Agustus lalu, Vorobieva secara tersirat mengatakan bahwa jika pembelian jet tempur itu gagal, maka itu mungkin berpengaruh pada kerjasama kedua negara. Dia menuturkan, kesepakatan pembelian Su-35 didasarkan pada kepercayaan antara kedua negara. Jika kesepakatan ini akhirnya tidak terlaksana, kepercayaan itu mungkin akan berkurang.
"Jika kesepakatan tidak diselesaikan atau, ditunda, atau tidak dilakukan adalah cara lain, saya tidak akan mengatakan bahwa itu dapat mempengaruhi secara langsung hubungan bisnis, perdagangan, investasi antara kedua negara kita. Tapi, tentu saja kesepakatan semacam ini didasarkan oleh tingkat kepercayaan antara kedua negara. Tapi, saya masih optimis mengenai hal itu," ujarnya.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan, meskipun belum ada perkembangan berarti, tapi dia belum mendengar kabar bahwa Indonesia akan membatalkan rencana pembelian jet tempur tersebut.
"Sejauh ini belum ada perkembangan berarti, tapi kami belum mendapat respon negatif dari Indonesia atau adanya informasi bahwa Indonesia akan membatalkan proyek ini," ucap Vorobieva. ( )
Agustus lalu, Vorobieva secara tersirat mengatakan bahwa jika pembelian jet tempur itu gagal, maka itu mungkin berpengaruh pada kerjasama kedua negara. Dia menuturkan, kesepakatan pembelian Su-35 didasarkan pada kepercayaan antara kedua negara. Jika kesepakatan ini akhirnya tidak terlaksana, kepercayaan itu mungkin akan berkurang.
"Jika kesepakatan tidak diselesaikan atau, ditunda, atau tidak dilakukan adalah cara lain, saya tidak akan mengatakan bahwa itu dapat mempengaruhi secara langsung hubungan bisnis, perdagangan, investasi antara kedua negara kita. Tapi, tentu saja kesepakatan semacam ini didasarkan oleh tingkat kepercayaan antara kedua negara. Tapi, saya masih optimis mengenai hal itu," ujarnya.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda