Estonia dan Latvia Tarik Dubesnya dari Belarusia
Rabu, 07 Oktober 2020 - 23:24 WIB
TALLINN - Estonia dan Latvia mengatakan bahwa mereka menarik duta besar mereka untuk Belarusia sebagai tanggapan atas apa yang disebut sebagai tekanan tidak berdasar Belarusia terhadap Lithuania dan Polandia , sesama pengkritik pemimpin veteran Alexander Lukashenko.
Lituania, Latvia, dan Estonia adalah negara-negara Uni Eropa pertama yang memberikan sanksi kepada Lukashenko dan pejabat lainnya atas tuduhan penipuan selama pemilihan presiden 9 Agustus yang kacau, yang dimenangi oleh pemimpin veteran itu dan aksi kekerasan terhadap aksi protes.(Baca juga: Uni Eropa Sanksi 40 Pejabat Belarusia )
Belarusia pada gilirannya menuduh Lithuania dan Polandia mencampuri urusannya dengan menampung para pemimpin oposisi yang diasingkan dan menolak untuk mengakui kemenangan Lukashenko dalam pemilu.
Belarusia memanggil duta besarnya sendiri dari Polandia dan Lituania pada hari Jumat untuk berkonsultasi dan mengeluarkan permintaan agar kedua negara anggota Uni Eropa mengurangi jumlah staf di kedutaan mereka.
Lithuania dan Polandia menolak untuk mengurangi staf, dan kemudian memanggil kembali duta besar mereka ke Belarusia untuk berkonsultasi dengan harapan dapat mengurangi ketegangan regional.
"Dalam pandangan Estonia, tekanan Belarusia terhadap Lituania dan Polandia tidak berdasar dan tidak menguntungkan," kata Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu dalam sebuah pernyataan.
"Sebagai protes terhadap langkah yang diambil oleh Belarusia, kami telah memutuskan untuk mengundang duta besar kami dari Belarusia ke Tallinn untuk berkonsultasi," jelasnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (7/10/2020).
Lawan-lawan Lukashenko menuduhnya telah mencurangi pemungutan suara untuk memperpanjang pemerintahannya yang berusia 26 tahun, yang ia bantah. Bekas negara republik Soviet itu telah diguncang oleh aksi protes berminggu-minggu yang telah memicu tindakan represif, mendorong Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap Minsk.(Baca juga: Kompak, Belarusia dan Rusia Umumkan Sanksi Balasan untuk UE )
Lituania, Latvia, dan Estonia adalah negara-negara Uni Eropa pertama yang memberikan sanksi kepada Lukashenko dan pejabat lainnya atas tuduhan penipuan selama pemilihan presiden 9 Agustus yang kacau, yang dimenangi oleh pemimpin veteran itu dan aksi kekerasan terhadap aksi protes.(Baca juga: Uni Eropa Sanksi 40 Pejabat Belarusia )
Belarusia pada gilirannya menuduh Lithuania dan Polandia mencampuri urusannya dengan menampung para pemimpin oposisi yang diasingkan dan menolak untuk mengakui kemenangan Lukashenko dalam pemilu.
Belarusia memanggil duta besarnya sendiri dari Polandia dan Lituania pada hari Jumat untuk berkonsultasi dan mengeluarkan permintaan agar kedua negara anggota Uni Eropa mengurangi jumlah staf di kedutaan mereka.
Lithuania dan Polandia menolak untuk mengurangi staf, dan kemudian memanggil kembali duta besar mereka ke Belarusia untuk berkonsultasi dengan harapan dapat mengurangi ketegangan regional.
"Dalam pandangan Estonia, tekanan Belarusia terhadap Lituania dan Polandia tidak berdasar dan tidak menguntungkan," kata Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu dalam sebuah pernyataan.
"Sebagai protes terhadap langkah yang diambil oleh Belarusia, kami telah memutuskan untuk mengundang duta besar kami dari Belarusia ke Tallinn untuk berkonsultasi," jelasnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (7/10/2020).
Lawan-lawan Lukashenko menuduhnya telah mencurangi pemungutan suara untuk memperpanjang pemerintahannya yang berusia 26 tahun, yang ia bantah. Bekas negara republik Soviet itu telah diguncang oleh aksi protes berminggu-minggu yang telah memicu tindakan represif, mendorong Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap Minsk.(Baca juga: Kompak, Belarusia dan Rusia Umumkan Sanksi Balasan untuk UE )
(ber)
Lihat Juga :
tulis komentar anda