Erdogan Peringatkan Operasi Baru di Suriah Jika Milisi Kurdi Tak Pergi
Selasa, 06 Oktober 2020 - 00:01 WIB
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan operasi militer di sepanjang perbatasan Suriah akan berlanjut jika janji untuk membersihkan kelompok teror tidak dipenuhi.
Erdogan menegaskan, jika mereka tidak dibersihkan maka Turki akan memaksa untuk mengusir mereka.
Dia membuat pernyataan itu dalam pidato peresmian Bendungan Reyhanlı, bersama proyek dan fasilitas lain di provinsi Hatay, Turki .
“Sambil melawan upaya pembentukan koridor teror di sepanjang perbatasan kami, Turki juga menunjukkan pada saudara dan saudari Suriah kami bahwa mereka tidak sendirian,” kata Erdogan.
Erdogan membuat referensi pada tiga intervensi militer Turki di Suriah selama beberapa tahun terakhir termasuk Operasi Tameng Eufrat pada 2016, Operasi Ranting Zaitun pada 2018, dan Operasi Musim Semi Damai pada 2019.
Semua intervensi militer itu dilakukan untuk membersihkan wilayah perbatasan Turki -Suriah dari kelompok militan Kurdi seperti Unit Proteksi Rakyat (YPG) dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang oleh Turki dianggap terkait grup teroris Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Setelah operasi militer Turki untuk membangun zona aman 30 km di dalam wilayah Suriah timur laut, Ankara membuat kesepakatan dengan Rusia agar YPG dan SDF dikeluarkan dari beberapa wilayah. (Baca Juga: Tim Kampanye: Biden Secara Rutin Tes Covid-19 dan Hasilnya Negatif)
Sebagai imbalan, Turki sepakat mengakhiri operasinya dan melancarkan patroli militer gabungan di wilayah itu bersama Rusia. (Baca Infografis: Iran, Turki, dan Qatar Bisa Lawan Blok Israel-Teluk)
Hampir setahun setelah kesepakatan itu dibuat, militan Kurdi masih belum sepenuhnya pindah dari wilayah yang disepakati dan status zona aman belum jelas. (Lihat Video: Pasca Hujan Deras Minggu Malam, Pintu Air Manggarai Dipadati Sampah)
Erdogan menegaskan, jika mereka tidak dibersihkan maka Turki akan memaksa untuk mengusir mereka.
Dia membuat pernyataan itu dalam pidato peresmian Bendungan Reyhanlı, bersama proyek dan fasilitas lain di provinsi Hatay, Turki .
“Sambil melawan upaya pembentukan koridor teror di sepanjang perbatasan kami, Turki juga menunjukkan pada saudara dan saudari Suriah kami bahwa mereka tidak sendirian,” kata Erdogan.
Erdogan membuat referensi pada tiga intervensi militer Turki di Suriah selama beberapa tahun terakhir termasuk Operasi Tameng Eufrat pada 2016, Operasi Ranting Zaitun pada 2018, dan Operasi Musim Semi Damai pada 2019.
Semua intervensi militer itu dilakukan untuk membersihkan wilayah perbatasan Turki -Suriah dari kelompok militan Kurdi seperti Unit Proteksi Rakyat (YPG) dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang oleh Turki dianggap terkait grup teroris Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Setelah operasi militer Turki untuk membangun zona aman 30 km di dalam wilayah Suriah timur laut, Ankara membuat kesepakatan dengan Rusia agar YPG dan SDF dikeluarkan dari beberapa wilayah. (Baca Juga: Tim Kampanye: Biden Secara Rutin Tes Covid-19 dan Hasilnya Negatif)
Sebagai imbalan, Turki sepakat mengakhiri operasinya dan melancarkan patroli militer gabungan di wilayah itu bersama Rusia. (Baca Infografis: Iran, Turki, dan Qatar Bisa Lawan Blok Israel-Teluk)
Hampir setahun setelah kesepakatan itu dibuat, militan Kurdi masih belum sepenuhnya pindah dari wilayah yang disepakati dan status zona aman belum jelas. (Lihat Video: Pasca Hujan Deras Minggu Malam, Pintu Air Manggarai Dipadati Sampah)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda