Pembantaian 26 Turis Hindu di Kashmir: Korban Ditanya Hal Sensitif soal Agama sebelum Ditembak
Jum'at, 25 April 2025 - 11:26 WIB
Sehari setelah serangan mengerikan itu, India menutup perbatasan utamanya dengan Pakistan dan menangguhkan perjanjian pembagian air yang penting.
Negara itu juga menarik beberapa personel India dari Ibu Kota Pakistan, Islamabad, dan memerintahkan warga Pakistan di India untuk pulang.
Pakistan akan memberikan "tanggapan balasan" terhadap tindakan India, kata Wakil Perdana Menteri Pakistan Ishaq Dar.
Analis Michael Kugelman mengatakan serangan itu menimbulkan risiko yang sangat serius akan krisis baru antara India dan Pakistan. "Dan mungkin risiko krisis paling serius sejak konflik militer singkat yang terjadi pada tahun 2019," katanya.
India dan Pakistan telah lama saling menuduh mendukung pasukan milisi untuk saling mengganggu, dan New Delhi mengatakan Islamabad mendukung orang-orang bersenjata di balik pemberontakan di Kashmir.
Islamabad membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka hanya mendukung perjuangan Kashmir untuk menentukan nasib sendiri.
Kementerian Luar Negeri Pakistan pada hari Rabu menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dari pembantaian di Kashmir.
Setelah tindakan diplomatik India, Pakistan mengatakan akan mengadakan pertemuan Komite Keamanan Nasional, yang terdiri dari pejabat senior sipil dan militer dan dipanggil hanya dalam keadaan luar biasa.
"Komite Keamanan Nasional akan membahas semua tindakan dan tanggapan yang komprehensif akan diberikan," kata Menteri Pertahanan Khawaja Asif kepada media lokal.
"India telah berusaha keluar dari perjanjian air selama bertahun-tahun dan sekarang ingin menggunakan insiden ini, yang kami sesalkan, sebagai alasan untuk keluar dari perjanjian ini," kata Asif.
Negara itu juga menarik beberapa personel India dari Ibu Kota Pakistan, Islamabad, dan memerintahkan warga Pakistan di India untuk pulang.
Pakistan akan memberikan "tanggapan balasan" terhadap tindakan India, kata Wakil Perdana Menteri Pakistan Ishaq Dar.
Analis Michael Kugelman mengatakan serangan itu menimbulkan risiko yang sangat serius akan krisis baru antara India dan Pakistan. "Dan mungkin risiko krisis paling serius sejak konflik militer singkat yang terjadi pada tahun 2019," katanya.
India dan Pakistan telah lama saling menuduh mendukung pasukan milisi untuk saling mengganggu, dan New Delhi mengatakan Islamabad mendukung orang-orang bersenjata di balik pemberontakan di Kashmir.
Islamabad membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka hanya mendukung perjuangan Kashmir untuk menentukan nasib sendiri.
Kementerian Luar Negeri Pakistan pada hari Rabu menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dari pembantaian di Kashmir.
Setelah tindakan diplomatik India, Pakistan mengatakan akan mengadakan pertemuan Komite Keamanan Nasional, yang terdiri dari pejabat senior sipil dan militer dan dipanggil hanya dalam keadaan luar biasa.
"Komite Keamanan Nasional akan membahas semua tindakan dan tanggapan yang komprehensif akan diberikan," kata Menteri Pertahanan Khawaja Asif kepada media lokal.
"India telah berusaha keluar dari perjanjian air selama bertahun-tahun dan sekarang ingin menggunakan insiden ini, yang kami sesalkan, sebagai alasan untuk keluar dari perjanjian ini," kata Asif.
Lihat Juga :