Sekjen PBB Dukung Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Jum'at, 22 November 2024 - 16:01 WIB
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mendukung keputusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric mengatakan pada konferensi pers, "Sekretaris Jenderal (Antonio Guterres) menghormati pekerjaan dan independensi Pengadilan Kriminal Internasional," ketika ditanya tentang surat perintah ICC tersebut.
Menanggapi pertanyaan dari Anadolu tentang apakah pejabat Israel dengan surat perintah penangkapan akan dapat berpartisipasi dalam acara PBB mendatang di markas besar New York, Dujarric menahan diri untuk tidak mengomentari insiden "hipotetis" dan mengatakan personel keamanan markas besar PBB berada di sana untuk "menjaga gedung tetap aman. Mereka tidak berada di sini untuk menangkap orang."
"Setiap perjalanan oleh siapa pun yang didakwa oleh ICC juga akan melibatkan negara tempat konferensi PBB atau markas besar PBB berada," ujar dia.
Dia mencatat, "Aturannya adalah tidak boleh ada kontak antara pejabat PBB dan individu yang menjadi subjek surat perintah penangkapan."
Namun, jika terjadi masalah operasional atau masalah mendasar, pejabat senior organisasi PBB yang relevan mungkin memiliki kontak terbatas dengan mereka yang mendapat surat perintah penangkapan.
Menanggapi pertanyaan Anadolu tentang tanggung jawab negara anggota terhadap putusan ICC, dia mengatakan, "Secara keseluruhan, negara anggota telah menandatangani berbagai perjanjian, organisasi, dan piagam. Jika Anda menandatanganinya, penting untuk memenuhi kewajiban. Namun, ini berlaku untuk semuanya."
Dia menahan diri untuk tidak menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sebagai "genosida" atau "kejahatan perang", tetapi mengatakan kepada Anadolu bahwa, "Berbagai bagian PBB, termasuk Sekretaris Jenderal, dan termasuk Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia, menurut saya, telah sangat jelas dalam keprihatinan mereka tentang pelanggaran mencolok hukum internasional yang telah kita lihat."
Ketika ditanya apakah kemungkinan kontak Sekjen PBB dengan individu yang mendapat surat perintah penangkapan dapat merusak kinerja ICC, Dujarric mengatakan, “Sekjen menghormati kinerja ICC. Dia menghormati independensinya.”
“Seperti yang telah saya katakan, ada pedoman yang jelas yang telah disetujui antara Mahkamah Pidana Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang cara bagi Sekjen atau pejabat senior untuk terus melakukan pekerjaan mereka,” imbuh dia.
Juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric mengatakan pada konferensi pers, "Sekretaris Jenderal (Antonio Guterres) menghormati pekerjaan dan independensi Pengadilan Kriminal Internasional," ketika ditanya tentang surat perintah ICC tersebut.
Menanggapi pertanyaan dari Anadolu tentang apakah pejabat Israel dengan surat perintah penangkapan akan dapat berpartisipasi dalam acara PBB mendatang di markas besar New York, Dujarric menahan diri untuk tidak mengomentari insiden "hipotetis" dan mengatakan personel keamanan markas besar PBB berada di sana untuk "menjaga gedung tetap aman. Mereka tidak berada di sini untuk menangkap orang."
"Setiap perjalanan oleh siapa pun yang didakwa oleh ICC juga akan melibatkan negara tempat konferensi PBB atau markas besar PBB berada," ujar dia.
Dia mencatat, "Aturannya adalah tidak boleh ada kontak antara pejabat PBB dan individu yang menjadi subjek surat perintah penangkapan."
Namun, jika terjadi masalah operasional atau masalah mendasar, pejabat senior organisasi PBB yang relevan mungkin memiliki kontak terbatas dengan mereka yang mendapat surat perintah penangkapan.
Menanggapi pertanyaan Anadolu tentang tanggung jawab negara anggota terhadap putusan ICC, dia mengatakan, "Secara keseluruhan, negara anggota telah menandatangani berbagai perjanjian, organisasi, dan piagam. Jika Anda menandatanganinya, penting untuk memenuhi kewajiban. Namun, ini berlaku untuk semuanya."
Dia menahan diri untuk tidak menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sebagai "genosida" atau "kejahatan perang", tetapi mengatakan kepada Anadolu bahwa, "Berbagai bagian PBB, termasuk Sekretaris Jenderal, dan termasuk Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia, menurut saya, telah sangat jelas dalam keprihatinan mereka tentang pelanggaran mencolok hukum internasional yang telah kita lihat."
Ketika ditanya apakah kemungkinan kontak Sekjen PBB dengan individu yang mendapat surat perintah penangkapan dapat merusak kinerja ICC, Dujarric mengatakan, “Sekjen menghormati kinerja ICC. Dia menghormati independensinya.”
“Seperti yang telah saya katakan, ada pedoman yang jelas yang telah disetujui antara Mahkamah Pidana Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang cara bagi Sekjen atau pejabat senior untuk terus melakukan pekerjaan mereka,” imbuh dia.
(sya)
tulis komentar anda