Korea Utara Ratifikasi Perjanjian Pertahanan Bersama yang Bersejarah dengan Rusia
Selasa, 12 November 2024 - 19:15 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Senin bahwa Moskow telah mengumpulkan pasukan sebanyak 50.000 tentara, termasuk tentara Korea Utara, di Kursk, saat bersiap untuk melancarkan serangan besar dan merebut kembali wilayah yang hilang dari pasukan Ukraina di wilayah yang berbatasan dengan Ukraina.
Moskow dan Pyongyang belum berkomentar secara langsung tentang keberadaan tentara Korea Utara di Rusia, tetapi implikasi dari langkah tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional dan di antara anggota NATO di Eropa.
Zelensky pekan lalu mengecam tanggapan lemah Barat terhadap keterlibatan Pyongyang dalam konflik tersebut dan memperingatkan "halaman baru ketidakstabilan di dunia" telah terbuka setelah pasukan negaranya terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Korea Utara untuk pertama kalinya, yang dilaporkan menimbulkan korban jiwa.
Bagi Korea Selatan, yang secara teknis masih berperang dengan tetangganya di utara, kerja sama dengan Rusia oleh musuh utamanya telah menimbulkan kekhawatiran Pyongyang dapat menerima teknologi nuklir canggih dari Moskow sebagai imbalan atas dukungannya di Ukraina.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memperingatkan awal bulan ini bahwa dia mungkin akan mengirim senjata ke Ukraina jika tentara Korea Utara tidak ditarik dari Rusia.
"Jika Korea Utara mengirimkan pasukan khusus ke perang Ukraina sebagai bagian dari kerja sama Rusia-Korea Utara, kami akan mendukung Ukraina secara bertahap dan juga meninjau dan menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk keamanan di Semenanjung Korea," papar Yoon.
Moskow dan Pyongyang belum berkomentar secara langsung tentang keberadaan tentara Korea Utara di Rusia, tetapi implikasi dari langkah tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional dan di antara anggota NATO di Eropa.
Zelensky pekan lalu mengecam tanggapan lemah Barat terhadap keterlibatan Pyongyang dalam konflik tersebut dan memperingatkan "halaman baru ketidakstabilan di dunia" telah terbuka setelah pasukan negaranya terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Korea Utara untuk pertama kalinya, yang dilaporkan menimbulkan korban jiwa.
Bagi Korea Selatan, yang secara teknis masih berperang dengan tetangganya di utara, kerja sama dengan Rusia oleh musuh utamanya telah menimbulkan kekhawatiran Pyongyang dapat menerima teknologi nuklir canggih dari Moskow sebagai imbalan atas dukungannya di Ukraina.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memperingatkan awal bulan ini bahwa dia mungkin akan mengirim senjata ke Ukraina jika tentara Korea Utara tidak ditarik dari Rusia.
"Jika Korea Utara mengirimkan pasukan khusus ke perang Ukraina sebagai bagian dari kerja sama Rusia-Korea Utara, kami akan mendukung Ukraina secara bertahap dan juga meninjau dan menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk keamanan di Semenanjung Korea," papar Yoon.
(sya)
tulis komentar anda