Siapapun Calon Presiden AS yang Menang, Putin Tidak Akan Mau Datang ke Meja Perundingan

Minggu, 03 November 2024 - 20:39 WIB
Di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, komandan lain dari Dinas Keamanan Ukraina mengatakan, “Dengan mengirim sejumlah besar personel ke medan perang sebagai umpan meriam, mereka mencoba untuk mendapatkan pijakan di wilayah.

"Area-area penting di garis depan." Perwira itu, yang meminta namanya hanya disebutkan dengan tanda panggilannya "Bankir," yang berarti akuntan, mengatakan kepada CNN bahwa sistem benteng yang kompleks di Zaporizhzhia membantu Ukraina mempertahankan garis depan.

Namun, Kyiv tahu itu tidak cukup. Pada hari Rabu, Parlemen Ukraina memberikan suara untuk memperpanjang darurat militer dan wajib militer selama 90 hari tambahan. Ada rencana untuk memanggil 160.000 orang tambahan, Dewan Keamanan Nasional mengumumkan.

Prajurit Ukraina yang berbicara kepada CNN mengatakan Rusia juga memiliki keuntungan lain, seperti drone yang tak terhitung jumlahnya, pesawat mahal, dan lebih banyak kendaraan yang memungkinkan pertempuran selama musim gugur dan musim dingin yang berlumpur.

Ukraina membutuhkan dukungan untuk infanteri dan pundi-pundi peralatannya, kata prajurit.

"Kami memiliki amunisi, tetapi seperti yang dikatakan prajurit artileri, tidak akan pernah cukup," kata Juru Bicara Garda Nasional Brigade ke-15 Vitaliy Milovidov, yang bertempur di wilayah Donetsk timur, tempat pasukan Rusia terus memperoleh kemajuan bertahap.

Jika pemerintahan Trump yang potensial memangkas bantuan AS, Ukraina akan semakin kalah dalam hal persenjataan.

Negara-negara Eropa tengah berjuang untuk meningkatkan produksi amunisi bagi Ukraina guna mencegah kemunduran, jika dukungan AS menurun.

Namun, bahkan jika kebijakan AS terus berlanjut di sepanjang lintasan saat ini, sekutu Barat Kyiv tampaknya tidak bersedia mengirimkan sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh keuntungan besar di medan perang.

"Firasat saya adalah bahwa ini akan terus berlanjut, mungkin dengan intensitas yang lebih rendah, tetapi untuk waktu yang lama," tambah Lough dari Chatham House. "Pemerintahan Harris tentu saja tidak akan mengkhianati Ukraina, tetapi itu akan benar-benar menguji tekad Ukraina mereka dan apakah mereka siap untuk terus berperang dalam perang yang melelahkan ini."
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More