Hizbullah Irak Ancam Serang Pangkalan Israel dan AS Jika Wilayah Udaranya Dilanggar

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 11:30 WIB
Pejabat militer Kataeb Hizbullah dalam Perlawanan Islam di Irak, Abu Ali Al-Askari. Foto/X
BAGHDAD - Pejabat militer Kataeb Hizbullah dalam Perlawanan Islam di Irak, Abu Ali Al-Askari, memperingatkan pelanggaran kedaulatan Irak untuk menyerang Iran tidak hanya akan mengakibatkan respons balasan terhadap Israel, tetapi juga akan mencakup pangkalan Amerika Serikat (AS) di Irak.

“Kami menegaskan kembali bahwa setiap penargetan negara kami, Irak, atau penggunaan wilayah darat dan udaranya untuk menargetkan Republik Islam Iran, tidak akan membatasi respons Kataeb Hizbullah hanya pada entitas Zionis, tetapi juga akan menyerang pangkalan, kamp, dan kepentingan Amerika di Irak dan kawasan tersebut,” tegas Al-Askari.

Pernyataan kelompok tersebut menganggap serangan rudal Iran terhadap Israel terjadi sebagai respons terhadap genosida Israel di Gaza dan pembantaian terus-menerus terhadap warga sipil di Palestina dan Lebanon.

Al-Askari menekankan ancaman Israel untuk membalas Iran adalah “dengan dukungan penuh dari Amerika dan negara-negara Barat”.



Pejabat militer Irak mengungkapkan meskipun negaranya tidak bermaksud melancarkan perang energi, jika perang itu benar-benar terjadi, dia memperingatkan mereka akan memastikan "dunia akan kehilangan 12 juta barel minyak setiap hari."

"Mengenai apa yang akan dilakukan saudara-saudara kita di Yaman di Selat Bab al-Mandab dan apa yang akan dilakukan saudara-saudara kita di Iran di Selat Hormuz, hanya Allah yang tahu," pungkas dia.

AS DukungIsrael



Pernyataan Perlawanan Islam Irak muncul setelah panggilan telepon antara Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di mana mereka membahas tanggapan yang diantisipasi rezim Zionis terhadap serangan rudal Iran terhadap Israel pada tanggal 1 Oktober.

"Mereka melanjutkan diskusi mereka tentang tanggapan terhadap serangan Iran pekan lalu, diskusi yang tentu saja dimulai di tingkat staf, dan sekarang kedua pemimpin dapat melakukan percakapan yang produktif, lugas, dan jujur, seperti yang biasa mereka lakukan," ujar juru bicara Karine Jean-Pierre dilansir kantor berita Anadolu.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More