Timur Tengah Akan Hadapi Perang Besar, Berikut 5 Faktanya

Sabtu, 21 September 2024 - 07:50 WIB
Israel menginginkan perang besar terjadi di Timur Tengah. Foto/AP
GAZA - Israel melancarkan salah satu pemboman paling intens terhadap target Hizbullah di Lebanon tahun ini pada hari Kamis, beberapa jam setelah pemimpin kelompok militan itu mengutuk serangan perangkat ganda yang mematikan yang menurutnya melewati "semua garis merah."

Serangan Israel yang berani dan terkoordinasi, yang menargetkan anggota Hizbullah dengan bahan peledak yang disembunyikan di dalam pager dan walkie-talkie, sekali lagi membawa Timur Tengah ke ambang konflik yang lebih luas hampir setahun setelah serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Fokus sekarang adalah pada apa yang akan dilakukan Hizbullah dan Israel selanjutnya, dengan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Jumat untuk membahas situasi tersebut.



Masih ada ketidakpastian mengenai apakah serangan Israel merupakan pendahulu dari invasi darat melintasi perbatasan utaranya ke Lebanon dan sejauh mana Hizbullah yang didukung Iran, salah satu pasukan paramiliter paling kuat di wilayah tersebut, mampu menanggapi bahkan ketika pemimpinnya bersumpah bahwa "perhitungan akan datang."

Timur Tengah Akan Hadapi Perang Besar, Berikut 5 Faktanya

1. Ketakutan dan Kepanikan Hantui Warga Lebanon



Foto/AP

Di Lebanon, ketakutan dan kepanikan telah mencengkeram penduduk karena serangan tersebut mengubah kehidupan sehari-hari hingga menimbulkan efek yang mematikan dan mengerikan. Seorang dokter bedah mengatakan kepada CNN bahwa ada jalan panjang menuju pemulihan bagi banyak dari mereka yang cacat atau dalam kondisi kritis setelah perangkat nirkabel meledak di saku atau wajah mereka.

Setidaknya 37 orang tewas dalam serangan pada hari Selasa dan Rabu, termasuk anak-anak, dan hampir 3.000 orang terluka. Hizbullah mengatakan sedikitnya 38 anggotanya telah tewas sejak Selasa sore, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Dalam pidatonya pada hari Kamis, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengutuk serangan kembar tersebut, menyebutnya sebagai "pembantaian" yang "melewati semua batas merah" karena alat peledak meledak di tempat umum, dengan warga sipil di antara mereka yang terluka.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More