Kisah Raja Faisal Arab Saudi Lakukan Embargo Minyak yang Cekik Ekonomi AS karena Amerika Pro-Israel
Minggu, 08 September 2024 - 08:43 WIB
Langkah ini memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap ekonomi global. Selama periode embargo, Arab Saudi mengurangi produksi minyak dari 10,5 juta barel per hari menjadi sekitar 5,5 juta barel per hari, dan harga minyak dunia melonjak dari sekitar USD3 per barel menjadi USD12 per barel dalam waktu singkat. Ini menunjukkan peningkatan harga minyak sebesar 300%.
Embargo minyak menyebabkan krisis energi global yang mempengaruhi banyak negara, dengan Amerika Serikat menjadi salah satu yang paling terdampak.
Krisis ini mengakibatkan lonjakan harga bahan bakar, antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar, dan inflasi tinggi.
Menurut Bassam Tibi dalam The New Middle East: What Everyone Needs to Know, “Krisis energi ini menyebabkan dampak ekonomi yang sangat besar, termasuk inflasi tinggi dan penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat.”
Pada puncaknya, inflasi tahunan di Amerika Serikat mencapai 12%, dan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang tajam.
Dalam jangka panjang, embargo ini memaksa Amerika Serikat untuk mengeksplorasi sumber energi alternatif dan memperkuat kebijakan energi nasional. Ini juga mempercepat diversifikasi ekonomi dan pencarian solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Bagi Arab Saudi, embargo ini merupakan berkah ekonomi. Pendapatan negara dari ekspor minyak melonjak secara drastis.
Pada tahun 1973, pendapatan minyak Arab Saudi meningkat dari USD2,6 miliar pada tahun 1972 menjadi USD8,3 miliar.
Peningkatan harga minyak memberikan keuntungan besar dan memungkinkan Arab Saudi untuk membangun cadangan devisa yang signifikan, serta melaksanakan berbagai proyek pembangunan infrastruktur dan modernisasi ekonomi.
Embargo minyak menyebabkan krisis energi global yang mempengaruhi banyak negara, dengan Amerika Serikat menjadi salah satu yang paling terdampak.
Krisis ini mengakibatkan lonjakan harga bahan bakar, antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar, dan inflasi tinggi.
Menurut Bassam Tibi dalam The New Middle East: What Everyone Needs to Know, “Krisis energi ini menyebabkan dampak ekonomi yang sangat besar, termasuk inflasi tinggi dan penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat.”
Pada puncaknya, inflasi tahunan di Amerika Serikat mencapai 12%, dan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang tajam.
Dalam jangka panjang, embargo ini memaksa Amerika Serikat untuk mengeksplorasi sumber energi alternatif dan memperkuat kebijakan energi nasional. Ini juga mempercepat diversifikasi ekonomi dan pencarian solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Arab Saudi Kaya Raya dalam Sekejap
Bagi Arab Saudi, embargo ini merupakan berkah ekonomi. Pendapatan negara dari ekspor minyak melonjak secara drastis.
Pada tahun 1973, pendapatan minyak Arab Saudi meningkat dari USD2,6 miliar pada tahun 1972 menjadi USD8,3 miliar.
Peningkatan harga minyak memberikan keuntungan besar dan memungkinkan Arab Saudi untuk membangun cadangan devisa yang signifikan, serta melaksanakan berbagai proyek pembangunan infrastruktur dan modernisasi ekonomi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda