Israel Jadi Target Rudal Iran, Maskapai Mulai Tangguhkan Penerbangan ke Tel Aviv

Sabtu, 03 Agustus 2024 - 15:40 WIB
Banyak maskapai asing menangguhkan penerbangan ke Israel. Foto/EPA
GAZA - Maskapai penerbangan Belanda KLM telah membatalkan semua penerbangan ke dan dari bandara Tel Aviv di Israel hingga 26 Oktober mendatang.

Keputusan KLM muncul di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut menyusul pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, yang secara luas disalahkan pada Israel.

Beberapa maskapai penerbangan lain – termasuk Air France, Lufthansa dari Jerman, Delta dan United dari AS, Swiss International Air, juga telah menangguhkan penerbangan ke Israel dalam beberapa hari terakhir.

Sebelumnya, Wizz Air untuk sementara menangguhkan semua penerbangan terjadwalnya ke dan dari Israel dan Yordania, dengan alasan "situasi yang meningkat di wilayah tersebut".



Penangguhan tersebut akan berlaku hingga 4 Agustus, katanya dalam sebuah posting di X.

Maskapai penerbangan berbiaya rendah tersebut bergabung dengan beberapa maskapai penerbangan lain yang menangguhkan penerbangan ke Timur Tengah di tengah kekhawatiran bahwa Iran dan kelompok bersenjata yang bersekutu dengan negara tersebut dapat melancarkan serangan balasan terhadap Israel setelah pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan komandan Hizbullah Fuad Shukr.

Sementara itu, pejabat Israel mengatakan mereka siap menghadapi berbagai macam skenario di tengah potensi serangan balasan oleh Iran, Hizbullah, dan mungkin anggota lain dari "poros perlawanan".



Saat ini, mereka mengatakan bahwa tidak ada perubahan dalam pedoman komando garis depan, tetapi mereka siap menghadapi segala situasi.

Sebelumnya pada hari Jumat, tentara Israel menguji semacam rudal presisi oleh angkatan laut Israel. Mereka mengatakan bahwa ini adalah uji coba yang dilakukan sebagai jenis pencegat.

Melansir Al Jazeera, tentara Israel memiliki sistem pertahanan udara yang terdiri dari tiga lapis dan biasanya merupakan pertahanan berlapis besi, tetapi telah kewalahan dalam 10 bulan terakhir oleh perang di Gaza, dan juga oleh roket yang telah ditembakkan dari Lebanon selatan oleh Hizbullah.

Benjamin Netanyahu berbicara dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis dan laporan dalam media Israel mengatakan bahwa ia ingin mengoordinasikan semacam koalisi sekutu internasional di wilayah tersebut untuk membantu memerangi semacam serangan skala besar yang dapat diarahkan ke Israel.

Menghadapi semua ini, Israel mengatakan bahwa saat ini belum ada perubahan dalam langkah-langkah keamanan, tetapi mereka siap menghadapi berbagai macam skenario saat mereka bersiap menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya.
(ahm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More