Krisis Militer Israel saat Perang Gaza: Butuh 10.000 Tentara Baru, 900 Perwira Minta Mundur

Selasa, 02 Juli 2024 - 19:06 WIB
Militer Israel berkendara di jalan di Israel selatan, di luar Sderot 7 Oktober 2023. Foto/REUTERS/Ammar Awad
TEL AVIV - Tentara Israel baru-baru ini menyadari adanya krisis di antara jajaran komando, dengan kecenderungan para perwira berpangkat kapten dan mayor meninggalkan jabatan mereka.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan pada Senin (1/7/2024) bahwa tentara Israel sangat membutuhkan 10.000 tentara tambahan di tengah perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

“Militer membutuhkan 10.000 tentara lagi segera,” ujar Gallant, menurut Radio Angkatan Darat, dalam sesi Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset.

Dia menyebutkan, tentara bisa merekrut 4.800 tentara yang berasal dari laki-laki ultra-Ortodoks.

Keputusan ini menyusul keputusan bulat Mahkamah Agung Israel pekan lalu yang menyatakan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks harus tunduk pada wajib militer, yang mengakhiri pengecualian mereka dari wajib militer selama beberapa dekade.



Mandat Mahkamah Agung



Dalam keputusan penting yang dapat berdampak signifikan terhadap kancah politik Israel, Mahkamah Agung negara tersebut dengan suara bulat memutuskan pada Selasa bahwa Yahudi ultra-Ortodoks harus dimasukkan dalam rancangan militer.

Kesembilan hakim pengadilan sepakat tidak ada dasar hukum bagi pemerintah untuk mengecualikan siswa Haredi Yeshiva dari dinas militer, menurut lembaga penyiaran publik Israel Kan.

Selain itu, pengadilan memutuskan pemerintah tidak dapat lagi memberikan dukungan keuangan kepada sekolah siswa Yeshiva tanpa pengecualian wajib militer.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More