Apakah Netanyahu Masih Bisa Berkuasa setelah Ditangkap ICC?
Rabu, 22 Mei 2024 - 23:23 WIB
TEL AVIV - Kepala jaksa Mahkamah Internasional (ICC), Karim Khan, mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Itu bisa menjadi akhir dari karier politik Netanyahu atau sentimen dukungan di kalangan warga Israel bisa saja memperkuat posisinya.
Foto/Reuters
Tuduhan terhadap Netanyahu termasuk pemusnahan, menyebabkan kelaparan sebagai metode perang, dan sengaja menargetkan warga sipil dalam konflik.
"Jika surat perintah penangkapan dikeluarkan terhadap Netanyahu, itu berarti dia tidak bisa lagi melakukan perjalanan ke 124 negara anggota ICC dan ingin mematuhi komitmen mereka terhadap hukum internasional," ungkap Catherine Gegout, pakar hubungan internasional dari Universitas Nottingham, dilansir The Conversation.
Jika Netanyahu melakukannya, dia bisa ditangkap dan dikirim ke ICC di Den Haag untuk diadili. "Pengadilan terhadap Netanyahu juga dapat dilakukan di Israel jika pemerintahan di masa depan bersedia mematuhi hukum internasional," papar Gegout.
Meskipun kecil kemungkinannya Netanyahu akan berakhir di ICC, hal tersebut bukan berarti tidak mungkin. Namun, keputusan ICC memiliki implikasi politik yang luas.
"Netanyahu dikritik oleh beberapa orang di Israel karena dianggap sebagai penjahat dan pemimpin pertama negara berhaluan Barat yang didakwa oleh ICC," ungkap Gegout. Beberapa analis mengatakan dia telah “diberi label yang tidak akan pernah bisa dia goyangkan”.
Kasus ICC juga berjalan paralel dengan kasus Afrika Selatan mengenai kemungkinan genosida di Gaza di Mahkamah Internasional (ICJ), yang menyelesaikan sengketa hukum yang diajukan oleh negara-negara. Mengingat Afrika Selatan telah meminta ICJ memerintahkan gencatan senjata untuk menghentikan serangan Israel di Rafah, keputusan ICC mungkin mempengaruhi keputusan ICJ.
Apakah Netanyahu Masih Bisa Berkuasa setelah Ditangkap ICC?
Tidak Bisa Bepergian ke 124 Negara
Foto/Reuters
Tuduhan terhadap Netanyahu termasuk pemusnahan, menyebabkan kelaparan sebagai metode perang, dan sengaja menargetkan warga sipil dalam konflik.
"Jika surat perintah penangkapan dikeluarkan terhadap Netanyahu, itu berarti dia tidak bisa lagi melakukan perjalanan ke 124 negara anggota ICC dan ingin mematuhi komitmen mereka terhadap hukum internasional," ungkap Catherine Gegout, pakar hubungan internasional dari Universitas Nottingham, dilansir The Conversation.
Jika Netanyahu melakukannya, dia bisa ditangkap dan dikirim ke ICC di Den Haag untuk diadili. "Pengadilan terhadap Netanyahu juga dapat dilakukan di Israel jika pemerintahan di masa depan bersedia mematuhi hukum internasional," papar Gegout.
Meskipun kecil kemungkinannya Netanyahu akan berakhir di ICC, hal tersebut bukan berarti tidak mungkin. Namun, keputusan ICC memiliki implikasi politik yang luas.
"Netanyahu dikritik oleh beberapa orang di Israel karena dianggap sebagai penjahat dan pemimpin pertama negara berhaluan Barat yang didakwa oleh ICC," ungkap Gegout. Beberapa analis mengatakan dia telah “diberi label yang tidak akan pernah bisa dia goyangkan”.
Kasus ICC juga berjalan paralel dengan kasus Afrika Selatan mengenai kemungkinan genosida di Gaza di Mahkamah Internasional (ICJ), yang menyelesaikan sengketa hukum yang diajukan oleh negara-negara. Mengingat Afrika Selatan telah meminta ICJ memerintahkan gencatan senjata untuk menghentikan serangan Israel di Rafah, keputusan ICC mungkin mempengaruhi keputusan ICJ.
tulis komentar anda