Iran Olok-olok Serangan Israel: Itu Serangan Mainan Anak-anak
Minggu, 21 April 2024 - 10:12 WIB
TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengolok-olok serangan drone Israel pada hari Jumat terhadap negaranya, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut berskala kecil dan melibatkan perangkat keras primitif.
“Klaim beberapa media bahwa ledakan di langit di atas kota Isfahan di Iran, yang menampung pangkalan udara besar, adalah serangan balasan Israel tidaklah akurat,” kata Amirabdollahian dalam sebuah wawancara dengan NBC News pada hari Sabtu (20/4/2024).
“Apa yang terjadi tadi malam (Jumat) bukanlah sebuah serangan,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa serangan tersebut hanya melibatkan dua atau tiga UAV kecil. “Yang lebih seperti mainan yang dimainkan anak-anak kami, bukan drone,” imbuh dia.
“UAV tersebut lepas landas dari dalam Iran, terbang sejauh seratus meter dan kemudian dihantam oleh pertahanan udara kami,” paparnya.
Israel, yang biasanya tidak membenarkan atau menyangkal operasi di luar negeri, menolak berkomentar apakah mereka terlibat dalam serangan di Isfahan, Iran.
Menurut Amirabdollahian, Teheran tidak merencanakan tindakan lebih lanjut terhadap Israel.
“Selama tidak ada petualangan baru Israel yang bertentangan dengan kepentingan kami, maka kami tidak akan mengambil reaksi baru,” katanya.
“Namun, jika pemerintah Israel terus mengambil langkah-langkah provokatif, respon kami akan segera dan maksimal dan akan menyebabkan mereka menyesalinya.”
Pada 1 April, serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menurut Teheran dilakukan oleh Israel, menyebabkan dua jenderal dan beberapa perwira senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) lainnya tewas.
Teheran membalas pekan lalu dengan menembakkan beberapa ratus drone dan rudal ke sasaran militer di Israel. Meskipun para pejabat Iran menjuluki operasi tersebut sebagai “sukses”, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim bahwa sebagian besar amunisi yang masuk ditembak jatuh.
Israel menjanjikan balasan atas serangan tersebut, sementara Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak ingin konflik meningkat. Presiden AS Joe Biden juga dilaporkan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menahan diri dalam upaya menghindari eskalasi militer lebih lanjut.
Serangan terhadap wilayah Israel dimaksudkan sebagai “peringatan”, kata Amirabdollahian.
“Kami bisa saja menyerang Haifa dan Tel Aviv, tapi kami tidak melakukannya karena menargetkan warga sipil adalah ‘garis merah’ bagi Teheran,” katanya.
Israel menyalahkan Iran atas apa yang diklaimnya sebagai keterlibatannya dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan 250 orang disandera.
Teheran tidak menyangkal adanya kontak dengan Hamas, namun menegaskan bahwa mereka tidak mengetahui sebelumnya mengenai serangan tersebut.
Jumlah korban tewas akibat serangan udara dan serangan darat Israel di Gaza selama enam bulan terakhir telah melampaui 34.000 orang, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
“Klaim beberapa media bahwa ledakan di langit di atas kota Isfahan di Iran, yang menampung pangkalan udara besar, adalah serangan balasan Israel tidaklah akurat,” kata Amirabdollahian dalam sebuah wawancara dengan NBC News pada hari Sabtu (20/4/2024).
“Apa yang terjadi tadi malam (Jumat) bukanlah sebuah serangan,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa serangan tersebut hanya melibatkan dua atau tiga UAV kecil. “Yang lebih seperti mainan yang dimainkan anak-anak kami, bukan drone,” imbuh dia.
“UAV tersebut lepas landas dari dalam Iran, terbang sejauh seratus meter dan kemudian dihantam oleh pertahanan udara kami,” paparnya.
Israel, yang biasanya tidak membenarkan atau menyangkal operasi di luar negeri, menolak berkomentar apakah mereka terlibat dalam serangan di Isfahan, Iran.
Menurut Amirabdollahian, Teheran tidak merencanakan tindakan lebih lanjut terhadap Israel.
“Selama tidak ada petualangan baru Israel yang bertentangan dengan kepentingan kami, maka kami tidak akan mengambil reaksi baru,” katanya.
“Namun, jika pemerintah Israel terus mengambil langkah-langkah provokatif, respon kami akan segera dan maksimal dan akan menyebabkan mereka menyesalinya.”
Pada 1 April, serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menurut Teheran dilakukan oleh Israel, menyebabkan dua jenderal dan beberapa perwira senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) lainnya tewas.
Teheran membalas pekan lalu dengan menembakkan beberapa ratus drone dan rudal ke sasaran militer di Israel. Meskipun para pejabat Iran menjuluki operasi tersebut sebagai “sukses”, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim bahwa sebagian besar amunisi yang masuk ditembak jatuh.
Israel menjanjikan balasan atas serangan tersebut, sementara Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak ingin konflik meningkat. Presiden AS Joe Biden juga dilaporkan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menahan diri dalam upaya menghindari eskalasi militer lebih lanjut.
Serangan terhadap wilayah Israel dimaksudkan sebagai “peringatan”, kata Amirabdollahian.
“Kami bisa saja menyerang Haifa dan Tel Aviv, tapi kami tidak melakukannya karena menargetkan warga sipil adalah ‘garis merah’ bagi Teheran,” katanya.
Israel menyalahkan Iran atas apa yang diklaimnya sebagai keterlibatannya dalam serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan 250 orang disandera.
Teheran tidak menyangkal adanya kontak dengan Hamas, namun menegaskan bahwa mereka tidak mengetahui sebelumnya mengenai serangan tersebut.
Jumlah korban tewas akibat serangan udara dan serangan darat Israel di Gaza selama enam bulan terakhir telah melampaui 34.000 orang, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
(mas)
tulis komentar anda