Presiden Iran dari Masa ke Masa, Nomor 6 Populer di Indonesia

Rabu, 17 April 2024 - 17:15 WIB
Presiden Iran tidak memiliki kekuasaan tertinggi di negara tersebut. Foto/Reuters
TEHERAN - Presiden merupakan pejabat tertinggi kedua di Iran . Meskipun presiden mempunyai kedudukan yang tinggi di masyarakat, kekuasaannya dalam banyak hal dibatasi oleh konstitusi, yang menempatkan seluruh cabang eksekutif di bawah Pemimpin Tertinggi. Faktanya, Iran adalah satu-satunya negara di mana cabang eksekutifnya tidak mengendalikan angkatan bersenjata.

Presiden bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan ekonomi negara. Meskipun ia hanya mempunyai kekuasaan atas Dewan Keamanan Nasional Tertinggi dan Kementerian Intelijen dan Keamanan, dalam praktiknya Pemimpin Tertinggi mendikte semua urusan keamanan luar negeri dan dalam negeri. Delapan wakil presiden bertugas di bawah presiden, serta kabinet yang terdiri dari 22 menteri. Dewan Menteri harus dikonfirmasi oleh Parlemen.

Presiden Iran dari Masa ke Masa

1. Abolhassan Bani-Sadr (1980-1981)





Foto/Reuters

Abolhassan Bani-Sadr adalah salah satu orang buangan anti-Shah yang kembali ke Iran pada malam menjelang penggulingan monarki. Ia terpilih sebagai presiden pertama Republik Islam dan mulai menjabat pada bulan Januari 1980. Keberhasilannya dalam pemilihan umum ini berkat kedekatannya dengan pemimpin revolusioner Ayatollah Ruhollah Khomeini, visibilitas yang diperoleh dari buku-buku dan esai tentang pemerintahan dan ekonomi Islam, dan peran penting sebagai presiden pertama Republik Islam.

"Kepresidenannya ditandai dengan persaingan sengit mengenai kebijakan dan kekuasaan antara kubunya dan kelompok ulama di sekitar Khomeini, yang dipimpin oleh Ayatollah Mohammad Beheshti dan Partai Republik Islam (IRP). Pemerintah lumpuh selama berbulan-bulan akibat perselisihan mengenai penunjukan kabinet antara presiden dan perdana menteri baru, Mohammad Raja’i, anak didik Beheshti. Bani-Sadr ingin membubarkan atau setidaknya mengekang komite-komite revolusioner dan pengadilan revolusioner yang nakal. Partai ulama mendukung lembaga-lembaga ini," kata Shaul Bakhash, peneliti George Mason University.

2. Mohammad Ali Raja'i (1981)

Mohammad Ali Raja'i menggantikan Bani-Sadr dalam pemilu yang terorganisir dengan tergesa-gesa dan nyaris tidak ada persaingan pada bulan Juli 1981. Ia mengambil sumpah jabatan pada tanggal 2 Agustus, namun ia dibunuh pada tanggal 30 Agustus.



3. Ali Khamenei (1981-1989)

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More