Iran Ancam Balas Dendam, Israel Siap Hadapi Skenario Apa Pun
Senin, 08 April 2024 - 05:34 WIB
TEL AVIV - Israel berada dalam kondisi siaga tinggi setelah Teheran mengancam akan membalas dendam atas serangan udara militer Zionis terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pekan lalu. Rezim Zionis menyatakan siap menghadapi skenario apa pun dengan musuh bebuyutannya tersebut.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyampaikan kesiapan tersebut setelah mengadakan pertemuan “penilaian situasi operasional” dengan pejabat senior militer dan intelijen Zionis pada hari Minggu.
Israel telah menempatkan militernya dalam siaga tinggi sejak pekan lalu, menangguhkan cuti bagi unit-unit tempur dan meningkatkan pertahanan udara untuk mengantisipasi kemungkinan serangan dari Iran setelah tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk dua jenderal senior, terbunuh dalam serangan udara di Damaskus.
Rezim Zionis tidak mengakui dan tidak menyangkal telah melakukan serangan tersebut, yang menurut diplomat Teheran dilakukan oleh jet tempur siluman F-35 dengan menembakkan enam rudal. Teheran menyalahkan militer Israel dan berjanji akan melakukan pembalasan.
“Sistem pertahanan telah menyelesaikan persiapan untuk merespons segala skenario yang mungkin terjadi dengan Iran,” kata Gallant setelah pertemuan tersebut, seperti dikutip dari Jerusalem Post, Senin (8/4/2024). Dia tidak membeberkan rincian lebih lanjut mengenai persiapannya.
Meski Israel belum secara terbuka mengakui bahwa mereka berada di balik serangan yang meratakan gedung Konsulat Iran, namun Gallant menyiratkan tanggung jawabnya dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu dengan menyatakan; ”Israel menyerang musuh-musuh kami di seluruh Timur Tengah.”
Para pemimpin Iran menggambarkan penargetan misi diplomatik tersebut sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berjanji akan memberikan respons yang keras. Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan: “Israel akan menerima tamparan di wajahnya.”
Sementara itu, para pejabat Amerika Serikat—sekutu utama Zionis—pekan ini menyatakan kekhawatirannya bahwa situasi ini bisa berubah menjadi perang besar-besaran antara Iran dan Israel jika Teheran tetap melaksanakan ancamannya.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyampaikan kesiapan tersebut setelah mengadakan pertemuan “penilaian situasi operasional” dengan pejabat senior militer dan intelijen Zionis pada hari Minggu.
Israel telah menempatkan militernya dalam siaga tinggi sejak pekan lalu, menangguhkan cuti bagi unit-unit tempur dan meningkatkan pertahanan udara untuk mengantisipasi kemungkinan serangan dari Iran setelah tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), termasuk dua jenderal senior, terbunuh dalam serangan udara di Damaskus.
Baca Juga
Rezim Zionis tidak mengakui dan tidak menyangkal telah melakukan serangan tersebut, yang menurut diplomat Teheran dilakukan oleh jet tempur siluman F-35 dengan menembakkan enam rudal. Teheran menyalahkan militer Israel dan berjanji akan melakukan pembalasan.
“Sistem pertahanan telah menyelesaikan persiapan untuk merespons segala skenario yang mungkin terjadi dengan Iran,” kata Gallant setelah pertemuan tersebut, seperti dikutip dari Jerusalem Post, Senin (8/4/2024). Dia tidak membeberkan rincian lebih lanjut mengenai persiapannya.
Meski Israel belum secara terbuka mengakui bahwa mereka berada di balik serangan yang meratakan gedung Konsulat Iran, namun Gallant menyiratkan tanggung jawabnya dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu dengan menyatakan; ”Israel menyerang musuh-musuh kami di seluruh Timur Tengah.”
Para pemimpin Iran menggambarkan penargetan misi diplomatik tersebut sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berjanji akan memberikan respons yang keras. Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan: “Israel akan menerima tamparan di wajahnya.”
Sementara itu, para pejabat Amerika Serikat—sekutu utama Zionis—pekan ini menyatakan kekhawatirannya bahwa situasi ini bisa berubah menjadi perang besar-besaran antara Iran dan Israel jika Teheran tetap melaksanakan ancamannya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda