Putin: Serangan Teror Moskow Dapat Terkait Ukraina
Selasa, 26 Maret 2024 - 17:15 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan serangan teroris mematikan di Balai Kota Crocus jelas merupakan upaya mengintimidasi Rusia dan melayani kepentingan pemerintah Ukraina.
Lebih dari 130 orang tewas di tempat konser di barat laut Moskow pada Jumat malam, ketika beberapa pria bersenjata mulai menembaki kerumunan dan membakar aula.
Berbicara dengan penegak hukum dan pejabat regional pada Senin malam (25/3/2024), Putin berpendapat kekejaman tersebut sesuai dengan pola tindakan yang dilakukan Kiev.
“Kekejaman ini mungkin hanya merupakan bagian dari serangkaian upaya yang dilakukan oleh mereka yang telah memerangi negara kita sejak tahun 2014, dengan menggunakan rezim neo-Nazi Kiev sebagai tangan mereka,” ujar Putin.
Putin menjelaskan, “Dan Nazi, seperti diketahui, tidak pernah ragu menggunakan cara paling kotor dan tidak manusiawi untuk mencapai tujuan mereka.”
Kelompok teroris yang menamakan dirinya Negara Islam Khorasan (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab atas pembantaian di tempat konser tersebut.
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) dengan cepat menegaskan Ukraina tidak ada hubungannya dengan serangan itu dan ISIS-K, kelompok bayangan yang diduga beroperasi di Afghanistan dan Asia Tengah, adalah satu-satunya pelakunya.
Dinas keamanan Rusia telah menangkap selusin tersangka, termasuk tujuh tersangka pelaku, yang dicegat saat mereka berkendara menuju perbatasan dengan Ukraina.
Mereka diidentifikasi sebagai warga negara Tajikistan. Berbicara pada Senin malam, Putin menggambarkan mereka sebagai “Islam radikal.”
“Satu pertanyaan yang perlu dijawab adalah mengapa para teroris menuju Ukraina setelah melakukan serangan,” ujar Putin.
“Siapa yang menunggu mereka di sana? Jelas bahwa mereka yang mendukung rezim Kiev tidak ingin menjadi kaki tangan dan sponsor terorisme. Namun masih banyak pertanyaan yang tersisa,” ungkap dia.
Meskipun Rusia tahu siapa yang memicu serangan, menurut presiden, Moskow masih perlu mencari tahu siapa yang memberi perintah. Namun Putin menegaskan Kiev adalah tersangka utamanya.
“Dengan kekalahan militer Ukraina di garis depan, Kiev berusaha menerobos perbatasan Rusia, menembaki warga sipil di Belgorod dan meluncurkan rudal ke Krimea,” papar Putin pada pertemuan tersebut.
“Semua tindakan ini menciptakan rangkaian logis dari serangan teroris, yang bertujuan mengintimidasi Rusia dan memperkuat moral dalam negeri, sehingga Ukraina akan terus mematuhi perintah dari Washington dan terus berperang,” ungkap dia.
Lebih dari 130 orang tewas di tempat konser di barat laut Moskow pada Jumat malam, ketika beberapa pria bersenjata mulai menembaki kerumunan dan membakar aula.
Berbicara dengan penegak hukum dan pejabat regional pada Senin malam (25/3/2024), Putin berpendapat kekejaman tersebut sesuai dengan pola tindakan yang dilakukan Kiev.
“Kekejaman ini mungkin hanya merupakan bagian dari serangkaian upaya yang dilakukan oleh mereka yang telah memerangi negara kita sejak tahun 2014, dengan menggunakan rezim neo-Nazi Kiev sebagai tangan mereka,” ujar Putin.
Putin menjelaskan, “Dan Nazi, seperti diketahui, tidak pernah ragu menggunakan cara paling kotor dan tidak manusiawi untuk mencapai tujuan mereka.”
Kelompok teroris yang menamakan dirinya Negara Islam Khorasan (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab atas pembantaian di tempat konser tersebut.
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) dengan cepat menegaskan Ukraina tidak ada hubungannya dengan serangan itu dan ISIS-K, kelompok bayangan yang diduga beroperasi di Afghanistan dan Asia Tengah, adalah satu-satunya pelakunya.
Baca Juga
Dinas keamanan Rusia telah menangkap selusin tersangka, termasuk tujuh tersangka pelaku, yang dicegat saat mereka berkendara menuju perbatasan dengan Ukraina.
Mereka diidentifikasi sebagai warga negara Tajikistan. Berbicara pada Senin malam, Putin menggambarkan mereka sebagai “Islam radikal.”
“Satu pertanyaan yang perlu dijawab adalah mengapa para teroris menuju Ukraina setelah melakukan serangan,” ujar Putin.
“Siapa yang menunggu mereka di sana? Jelas bahwa mereka yang mendukung rezim Kiev tidak ingin menjadi kaki tangan dan sponsor terorisme. Namun masih banyak pertanyaan yang tersisa,” ungkap dia.
Meskipun Rusia tahu siapa yang memicu serangan, menurut presiden, Moskow masih perlu mencari tahu siapa yang memberi perintah. Namun Putin menegaskan Kiev adalah tersangka utamanya.
“Dengan kekalahan militer Ukraina di garis depan, Kiev berusaha menerobos perbatasan Rusia, menembaki warga sipil di Belgorod dan meluncurkan rudal ke Krimea,” papar Putin pada pertemuan tersebut.
“Semua tindakan ini menciptakan rangkaian logis dari serangan teroris, yang bertujuan mengintimidasi Rusia dan memperkuat moral dalam negeri, sehingga Ukraina akan terus mematuhi perintah dari Washington dan terus berperang,” ungkap dia.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda