Presiden Iran Sampaikan Peringatan Keras Jelang Serangan Balas Dendam AS
Sabtu, 03 Februari 2024 - 11:50 WIB
TEHERAN - Militer Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (3/2/2024) memulai serangan balas dendam dengan membombardir lebih dari 85 target Pasukan Quds IRGC Iran dan kelompok afiliasinya di Irak dan Suriah.
Beberapa jam sebelum serangan besar-besaran itu terjadi, Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan peringatan keras terhadap Amerika.
“Kami telah mengatakan berkali-kali bahwa kami tidak akan menjadi pemrakarsa perang apa pun, tetapi jika suatu negara, kekuatan yang kejam ingin melakukan intimidasi, Republik Islam Iran akan merespons dengan tegas,” kata Raisi saat berkunjung ke Pangkalan Angkatan Laut Teluk yang dioperasikan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Jumat.
AS membombardir basis-basis Pasukan Quds dan kelompok milisi pro-Iran di Irak dan Suriah sebagai pembalasan atas serangan drone terhadap pangkalan Amerika di Yordania pada Minggu malam lalu. Serangan drone itu menewaskan tiga tentara Washington dan melukai lebih dari 40 tentara lainnya.
“Kekuatan militer Iran di kawasan ini bukanlah dan bukan merupakan ancaman bagi negara mana pun, namun merupakan sumber keamanan yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh negara-negara di kawasan ini," lanjut Raisi.
“Saat ini, musuh tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan apa pun terhadap kita; karena mereka tahu bahwa pasukan kita kuat dan mampu," paparnya, seperti dikutip AFP.
Sementara itu, militer Amerika telah mengonfirmasi serangan balas dendam tersebut.
"Pada pukul 16.00 2 Februari (waktu Washington atau Sabtu dini hari waktu Baghdad), pasukan Komando Pusat (CENTCOM) AS melakukan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan.
"Pasukan militer AS menyerang lebih dari 85 sasaran, dengan banyak pesawat termasuk pengebom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi," lanjut pernyataan CENTCOM.
"Fasilitas yang diserang termasuk pusat operasi komando dan kendali, pusat intelijen, roket dan rudal, serta penyimpanan kendaraan udara tak berawak, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC mereka yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan koalisi," imbuh CENTCOM.
Beberapa jam sebelum serangan besar-besaran itu terjadi, Presiden Iran Ebrahim Raisi menyampaikan peringatan keras terhadap Amerika.
“Kami telah mengatakan berkali-kali bahwa kami tidak akan menjadi pemrakarsa perang apa pun, tetapi jika suatu negara, kekuatan yang kejam ingin melakukan intimidasi, Republik Islam Iran akan merespons dengan tegas,” kata Raisi saat berkunjung ke Pangkalan Angkatan Laut Teluk yang dioperasikan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Jumat.
Baca Juga
AS membombardir basis-basis Pasukan Quds dan kelompok milisi pro-Iran di Irak dan Suriah sebagai pembalasan atas serangan drone terhadap pangkalan Amerika di Yordania pada Minggu malam lalu. Serangan drone itu menewaskan tiga tentara Washington dan melukai lebih dari 40 tentara lainnya.
“Kekuatan militer Iran di kawasan ini bukanlah dan bukan merupakan ancaman bagi negara mana pun, namun merupakan sumber keamanan yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh negara-negara di kawasan ini," lanjut Raisi.
“Saat ini, musuh tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan apa pun terhadap kita; karena mereka tahu bahwa pasukan kita kuat dan mampu," paparnya, seperti dikutip AFP.
Sementara itu, militer Amerika telah mengonfirmasi serangan balas dendam tersebut.
"Pada pukul 16.00 2 Februari (waktu Washington atau Sabtu dini hari waktu Baghdad), pasukan Komando Pusat (CENTCOM) AS melakukan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan.
"Pasukan militer AS menyerang lebih dari 85 sasaran, dengan banyak pesawat termasuk pengebom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi," lanjut pernyataan CENTCOM.
"Fasilitas yang diserang termasuk pusat operasi komando dan kendali, pusat intelijen, roket dan rudal, serta penyimpanan kendaraan udara tak berawak, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC mereka yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan koalisi," imbuh CENTCOM.
(mas)
tulis komentar anda