4 Pemicu Tentara Israel Makin Frustasi dalam Perang Melawan Hamas
Minggu, 17 Desember 2023 - 20:20 WIB
GAZA - Tentara Pertahanan Israel (IDF) memiliki nasib di ujung tanduk. Mereka tidak bisa mengalahkan tentara Hamas meskipun perang sudah berkobar selama dua bulan. Mereka pun semakin frustasi.
Padahal, tentara Israel disebut sebagai kekuatan militer yang tangguh. Mereka bisa menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Tapi, mereka tak bisa melancarkan serangan darat dengan cepat dan tepat.
Foto/Reuters
Untuk alasan yang tidak sepenuhnya jelas, Tentara Pertahanan Israel (IDF) menunggu hingga perang tahap kedua untuk melancarkan serangan darat terhadap Shejaia, salah satu batalyon Hamas terkuat, yang terkenal karena perannya dalam pembantaian 7 Oktober di kibbutzim.
Pendekatan ini kontras dengan strategi yang digunakan selama Operasi Pedang Besi, di mana Brigade Golani langsung melancarkan serangan darat terhadap batalion ini, yang mengakibatkan hilangnya tujuh pejuang Golani dan penculikan prajurit Oron Shaul.
Dalam operasi saat ini, manuver ke Shejaia melibatkan rentetan tembakan selama 12 hari, diikuti dengan serangan udara dan darat yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur teror yang telah dibangun selama dua dekade.
Operasi tersebut mencakup penggunaan peralatan teknik secara ekstensif untuk membersihkan ranjau dan alat peledak, serta menghancurkan bangunan yang merupakan ancaman bagi pasukan. Hal ini digantikan oleh tank Merkava dan pengangkut personel lapis baja Namer, dengan pasukan artileri melakukan tembakan langsung ke rumah-rumah teroris.
Padahal, tentara Israel disebut sebagai kekuatan militer yang tangguh. Mereka bisa menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Tapi, mereka tak bisa melancarkan serangan darat dengan cepat dan tepat.
4 Pemicu Tentara Israel Makin Frustasi dalam Perang Melawan Hamas
1. Tak Mampu Mengalahkan Brigade Al-Qassam yang Tangguh
Foto/Reuters
Untuk alasan yang tidak sepenuhnya jelas, Tentara Pertahanan Israel (IDF) menunggu hingga perang tahap kedua untuk melancarkan serangan darat terhadap Shejaia, salah satu batalyon Hamas terkuat, yang terkenal karena perannya dalam pembantaian 7 Oktober di kibbutzim.
Pendekatan ini kontras dengan strategi yang digunakan selama Operasi Pedang Besi, di mana Brigade Golani langsung melancarkan serangan darat terhadap batalion ini, yang mengakibatkan hilangnya tujuh pejuang Golani dan penculikan prajurit Oron Shaul.
Dalam operasi saat ini, manuver ke Shejaia melibatkan rentetan tembakan selama 12 hari, diikuti dengan serangan udara dan darat yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur teror yang telah dibangun selama dua dekade.
Operasi tersebut mencakup penggunaan peralatan teknik secara ekstensif untuk membersihkan ranjau dan alat peledak, serta menghancurkan bangunan yang merupakan ancaman bagi pasukan. Hal ini digantikan oleh tank Merkava dan pengangkut personel lapis baja Namer, dengan pasukan artileri melakukan tembakan langsung ke rumah-rumah teroris.
2. Kegagalan Intelijen Memberikan Informasi Akurat
tulis komentar anda