Iran: Front Baru Perang Lawan Israel Mungkin Terjadi
Sabtu, 14 Oktober 2023 - 11:14 WIB
BEIRUT - Kelompok milisi yang didukung Teheran dapat membuka front baru dalam perang Hamas melawan Israel jika blokade terhadap Gaza dan serangan terhadap warga sipil di sana terus berlanjut.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menyampaikan hal itu menjelang pertemuan dengan Hizbullah Lebanon. Komentarnya itu menjadi isyarat untuk potensi perluasan konflik Israel-Gaza sekarang ini.
“Tentu saja dalam kasus berlanjutnya kejahatan perang dan blokade kemanusiaan di Gaza, setiap kemungkinan dan keputusan yang diambil oleh aliran perlawanan lainnya adalah mungkin,” kata Amirabdollahian kepada wartawan di Beirut ketika ditanya tentang kemungkinan terjadinya front kedua.
Dia menyebut pembunuhan warga sipil dan pemadaman listrik di Gaza oleh Israel sebagai contoh dugaan kejahatan perang.
Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah telah bertemu dengan menteri Iran tersebut pada hari Jumat. "Keduanya membahas tanggung jawab setiap orang dan posisi yang perlu diambil sehubungan dengan peristiwa dan perkembangan bersejarah ini,” bunyi pernyataan Hizbullah.
Hizbullah yang didukung Iran telah terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan dengan Lebanon selama beberapa hari terakhir, namun situasinya belum meningkat menjadi pertempuran berkelanjutan.
Kelompok milisi Lebanon itu pernah berperang selama 34 hari dengan Israel pada tahun 2006 dan para milisinya telah terlibat pertempuran ekstensif di Suriah, di mana mereka berperang di pihak Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Hizbullah memiliki persenjataan rudal yang dapat menjangkau jauh ke dalam Israel.
Sementara itu, militer Israel mengumumkan telah memulai serangan darat di Gaza. Militer Zionis telah berjanji untuk memusnahkan Hamas setelah serangan mengejutkan kelompok itu terhadap Israel pada pekan lalu yang menewaskan lebih dari 1.200 orang.
Amirabdollahian berjanji untuk melanjutkan dukungan politik internasional dan media terhadap kelompok perlawanan Palestina.
Iran menggambarkan jaringan kelompok bersenjata anti-Israel yang didukungnya di seluruh wilayah, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, sebagai “poros perlawanan terhadap pendudukan Israel".
“Kelanjutan kejahatan perang terhadap Palestina dan Gaza pasti akan mendapat reaksi dari pihak lain di kawasan ini,” kata Amirabdollahian, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (14/10/2023).
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menyampaikan hal itu menjelang pertemuan dengan Hizbullah Lebanon. Komentarnya itu menjadi isyarat untuk potensi perluasan konflik Israel-Gaza sekarang ini.
“Tentu saja dalam kasus berlanjutnya kejahatan perang dan blokade kemanusiaan di Gaza, setiap kemungkinan dan keputusan yang diambil oleh aliran perlawanan lainnya adalah mungkin,” kata Amirabdollahian kepada wartawan di Beirut ketika ditanya tentang kemungkinan terjadinya front kedua.
Dia menyebut pembunuhan warga sipil dan pemadaman listrik di Gaza oleh Israel sebagai contoh dugaan kejahatan perang.
Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah telah bertemu dengan menteri Iran tersebut pada hari Jumat. "Keduanya membahas tanggung jawab setiap orang dan posisi yang perlu diambil sehubungan dengan peristiwa dan perkembangan bersejarah ini,” bunyi pernyataan Hizbullah.
Hizbullah yang didukung Iran telah terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan dengan Lebanon selama beberapa hari terakhir, namun situasinya belum meningkat menjadi pertempuran berkelanjutan.
Kelompok milisi Lebanon itu pernah berperang selama 34 hari dengan Israel pada tahun 2006 dan para milisinya telah terlibat pertempuran ekstensif di Suriah, di mana mereka berperang di pihak Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Hizbullah memiliki persenjataan rudal yang dapat menjangkau jauh ke dalam Israel.
Sementara itu, militer Israel mengumumkan telah memulai serangan darat di Gaza. Militer Zionis telah berjanji untuk memusnahkan Hamas setelah serangan mengejutkan kelompok itu terhadap Israel pada pekan lalu yang menewaskan lebih dari 1.200 orang.
Amirabdollahian berjanji untuk melanjutkan dukungan politik internasional dan media terhadap kelompok perlawanan Palestina.
Iran menggambarkan jaringan kelompok bersenjata anti-Israel yang didukungnya di seluruh wilayah, termasuk Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, sebagai “poros perlawanan terhadap pendudukan Israel".
“Kelanjutan kejahatan perang terhadap Palestina dan Gaza pasti akan mendapat reaksi dari pihak lain di kawasan ini,” kata Amirabdollahian, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (14/10/2023).
(mas)
tulis komentar anda