Serial TV Mesir Cerita Tamatnya Israel Bikin Rezim Zionis Marah
Kamis, 30 April 2020 - 00:24 WIB
TEL AVIV - Serial televisi Mesir yang menggambarkan masa depan di mana Israel dihancurkan oleh negara-negara Arab telah membuat rezim Zionis marah. Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan tayangan televisi itu tidak dapat diterima.
Episode pertama dari drama Ramadhan berjudul "The End" menampilkan adegan anak-anak di ruang kelas pada tahun 2120 belajar tentang "perang untuk membebaskan Yerusalem".
"Amerika adalah pendukung utama negara Zionis," kata seorang guru dalam serial televisi tersebut, dengan peta holografik Amerika Serikat (AS) muncul di depan kelas. "Ketika tiba saatnya bagi negara-negara Arab untuk menyingkirkan musuh bebuyutan mereka, perang pecah yang dinamai perang untuk membebaskan Yerusalem," lanjut guru tersebut.
Guru dalam serial televisi itu menambahkan; "Perang berakhir dengan cepat dan menyebabkan kehancuran Negara Zionis Israel kurang dari 100 tahun setelah didirikan."
"Sebagian besar orang Yahudi di Israel melarikan diri dan kembali ke negara asal mereka di Eropa," imbuh penjelasan si guru itu.
Kementerian Luar Negeri Israel tersinggung dengan konten serial televisi Mesir tersebut. "Disayangkan dan sama sekali tidak dapat diterima, terutama antara negara-negara yang memiliki perjanjian damai di antara mereka selama 41 tahun terakhir," kata kementerian tersebut, seperti dikutip dari Jerusalem Post, kemarin.
Di seluruh dunia Arab, tetapi terutama di Mesir, drama televisi cenderung tayang perdana selama Ramadhan—yang dimulai pada hari Kamis—dan menayangkan satu episode per malam sepanjang bulan suci. Drama televisi cenderung menikmati peringkat tinggi dan dianggap berpengaruh secara budaya.
Serial televisi itu disiarkan di ON, saluran televisi swasta, tetapi disahkan oleh sensor pemerintah Mesir. Episode pertama awalnya di-posting di YouTube, tetapi kemudian dihapus.
Drama "The End" atau "El Nehayeh" dalam bahasa Arab, adalah sebuah drama dystopian yang dibintangi Ahmed El Sherif sebagai seorang insinyur komputer yang hidup di dunia yang didominasi oleh klon cyborg.
Episode pertama dari drama Ramadhan berjudul "The End" menampilkan adegan anak-anak di ruang kelas pada tahun 2120 belajar tentang "perang untuk membebaskan Yerusalem".
"Amerika adalah pendukung utama negara Zionis," kata seorang guru dalam serial televisi tersebut, dengan peta holografik Amerika Serikat (AS) muncul di depan kelas. "Ketika tiba saatnya bagi negara-negara Arab untuk menyingkirkan musuh bebuyutan mereka, perang pecah yang dinamai perang untuk membebaskan Yerusalem," lanjut guru tersebut.
Guru dalam serial televisi itu menambahkan; "Perang berakhir dengan cepat dan menyebabkan kehancuran Negara Zionis Israel kurang dari 100 tahun setelah didirikan."
"Sebagian besar orang Yahudi di Israel melarikan diri dan kembali ke negara asal mereka di Eropa," imbuh penjelasan si guru itu.
Kementerian Luar Negeri Israel tersinggung dengan konten serial televisi Mesir tersebut. "Disayangkan dan sama sekali tidak dapat diterima, terutama antara negara-negara yang memiliki perjanjian damai di antara mereka selama 41 tahun terakhir," kata kementerian tersebut, seperti dikutip dari Jerusalem Post, kemarin.
Di seluruh dunia Arab, tetapi terutama di Mesir, drama televisi cenderung tayang perdana selama Ramadhan—yang dimulai pada hari Kamis—dan menayangkan satu episode per malam sepanjang bulan suci. Drama televisi cenderung menikmati peringkat tinggi dan dianggap berpengaruh secara budaya.
Serial televisi itu disiarkan di ON, saluran televisi swasta, tetapi disahkan oleh sensor pemerintah Mesir. Episode pertama awalnya di-posting di YouTube, tetapi kemudian dihapus.
Drama "The End" atau "El Nehayeh" dalam bahasa Arab, adalah sebuah drama dystopian yang dibintangi Ahmed El Sherif sebagai seorang insinyur komputer yang hidup di dunia yang didominasi oleh klon cyborg.
tulis komentar anda