Pakistan Pasok Senjata ke Ukraina dengan Imbalan Utang IMF Dibantu AS
Selasa, 19 September 2023 - 09:57 WIB
ISLAMABAD - Pakistan memasok amunisi dan senjata ke Ukraina sebagai imbalan atas dana talangan baru-baru ini oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dalam kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS).
Kabar itu terungkap dalam dokumen yang bocor. Menurut investigasi The Intercept, dua sumber yang mengetahui perjanjian tersebut, serta dokumen internal pemerintah Pakistan dan Amerika, mengungkapkan, “Pakistan telah menyerah pada tekanan AS untuk secara diam-diam mendukung Ukraina dalam perang yang sedang berlangsung melawan Rusia dengan imbalan jaminan Washington akan meminta IMF menyetujui paket pinjaman bernilai miliaran dolar ke Islamabad.”
Dalam beberapa bulan terakhir, muncul laporan media yang menyatakan Pakistan telah memasok amunisi ke Ukraina.
The Intercept sendiri melaporkan, bulan lalu, bahwa AS dan Pakistan telah menyetujui pasokan tersebut akan dilakukan antara musim panas tahun 2022 hingga musim semi tahun 2023.
Menurut dokumen yang bocor, kesepakatan senjata tersebut ditengahi oleh Global Military Products, anak perusahaan dari perusahaan yang berbasis di AS, Global Ordnance, yang memiliki hubungan luas dengan pihak berwenang di Ukraina dan berperan penting dalam memasok senjata ke Kiev untuk memperkuat pertahanannya melawan Rusia.
Penyelidikan tersebut menemukan hubungan besar antara kesepakatan senjata yang dilakukan Pakistan dan dana talangan IMF, karena hal ini terjadi pada saat bank tersebut memberi tahu Islamabad bahwa mereka harus memenuhi target pembiayaan kembali tertentu sehubungan dengan utang dan investasi asing untuk memenuhi persyaratan perpanjangan paket pinjaman yang akan berakhir pada 30 Juni tahun ini.
“Peminjam harus dapat menunjukkan bahwa mereka mampu membiayai pembayaran kembali dan Pakistan tidak terkecuali dalam aturan tersebut,” ungkap perwakilan IMF di Pakistan, Esther Perez Ruiz, mengatakan kepada Reuters melalui email pada Maret.
Pembiayaan yang dibutuhkan Pakistan, yang dilaporkan ditetapkan sebesar USD6 miliar, merupakan perjuangan yang sulit untuk diperoleh oleh negara tersebut, di mana pemerintah mengklaim mereka telah mendapatkan komitmen sekitar USD4 miliar dari negara-negara Teluk Arab.
Kabar itu terungkap dalam dokumen yang bocor. Menurut investigasi The Intercept, dua sumber yang mengetahui perjanjian tersebut, serta dokumen internal pemerintah Pakistan dan Amerika, mengungkapkan, “Pakistan telah menyerah pada tekanan AS untuk secara diam-diam mendukung Ukraina dalam perang yang sedang berlangsung melawan Rusia dengan imbalan jaminan Washington akan meminta IMF menyetujui paket pinjaman bernilai miliaran dolar ke Islamabad.”
Dalam beberapa bulan terakhir, muncul laporan media yang menyatakan Pakistan telah memasok amunisi ke Ukraina.
The Intercept sendiri melaporkan, bulan lalu, bahwa AS dan Pakistan telah menyetujui pasokan tersebut akan dilakukan antara musim panas tahun 2022 hingga musim semi tahun 2023.
Menurut dokumen yang bocor, kesepakatan senjata tersebut ditengahi oleh Global Military Products, anak perusahaan dari perusahaan yang berbasis di AS, Global Ordnance, yang memiliki hubungan luas dengan pihak berwenang di Ukraina dan berperan penting dalam memasok senjata ke Kiev untuk memperkuat pertahanannya melawan Rusia.
Penyelidikan tersebut menemukan hubungan besar antara kesepakatan senjata yang dilakukan Pakistan dan dana talangan IMF, karena hal ini terjadi pada saat bank tersebut memberi tahu Islamabad bahwa mereka harus memenuhi target pembiayaan kembali tertentu sehubungan dengan utang dan investasi asing untuk memenuhi persyaratan perpanjangan paket pinjaman yang akan berakhir pada 30 Juni tahun ini.
“Peminjam harus dapat menunjukkan bahwa mereka mampu membiayai pembayaran kembali dan Pakistan tidak terkecuali dalam aturan tersebut,” ungkap perwakilan IMF di Pakistan, Esther Perez Ruiz, mengatakan kepada Reuters melalui email pada Maret.
Pembiayaan yang dibutuhkan Pakistan, yang dilaporkan ditetapkan sebesar USD6 miliar, merupakan perjuangan yang sulit untuk diperoleh oleh negara tersebut, di mana pemerintah mengklaim mereka telah mendapatkan komitmen sekitar USD4 miliar dari negara-negara Teluk Arab.
tulis komentar anda