Sniper Ukraina Tembak Mati Komandan Rusia dari Jarak Lebih dari 1700 Meter!
Minggu, 09 Juli 2023 - 10:59 WIB
Senjata kontroversial itu dilarang di lebih dari 100 negara di seluruh dunia karena risiko yang ditimbulkannya terhadap warga sipil, dengan "bom" yang dapat meledak bertahun-tahun setelah pertama kali diluncurkan.
Awalnya pemerintah Amerika menunda pengiriman bom ke Kiev karena ketakutan ini – tapi sekarang Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bom cluster diperlukan karena Rusia sendiri yang menggunakan senjata tersebut.
Namun, langkah tersebut tidak populer di kalangan kelompok hak asasi manusia, yang mendesak Ukraina untuk menghindari penggunaan senjata dan mendorong AS untuk tidak memasoknya.
"Amunisi cluster menyebarkan bom kecil di area yang luas, banyak di antaranya gagal meledak dengan segera," kata Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Mereka bisa membunuh dan melukai bertahun-tahun kemudian," sambungnya.
"Itu sebabnya penggunaan harus segera dihentikan," tukasnya.
Baca Juga
Awalnya pemerintah Amerika menunda pengiriman bom ke Kiev karena ketakutan ini – tapi sekarang Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bom cluster diperlukan karena Rusia sendiri yang menggunakan senjata tersebut.
Namun, langkah tersebut tidak populer di kalangan kelompok hak asasi manusia, yang mendesak Ukraina untuk menghindari penggunaan senjata dan mendorong AS untuk tidak memasoknya.
"Amunisi cluster menyebarkan bom kecil di area yang luas, banyak di antaranya gagal meledak dengan segera," kata Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Mereka bisa membunuh dan melukai bertahun-tahun kemudian," sambungnya.
"Itu sebabnya penggunaan harus segera dihentikan," tukasnya.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda