Khawatir Muncul Kecurangan Pemilu, Oposisi Turki Bersiap Jaga Kotak Suara
Minggu, 07 Mei 2023 - 23:55 WIB
ANKARA - Turki akan menggelar pemilihan umum (Pemilu) pada 14 Mei mendatang. Menyongsong agenda politik tersebut, sekitar 100 pengacara bertekad untuk membuat pemilu Turki berlangsung setransparan mungkin.
Mengisi ruang kuliah di Ankara, mereka sedang menyelesaikan kursus pemantauan suara yang diselenggarakan oleh rival politik Presiden Recep Tayyip Erdogan. Banyak yang mendiskusikan klaim Menteri Dalam Negeri Turki, bahwa Barat sedang merencanakan "upaya kudeta politik" pada hari pemilihan.
"Fakta bahwa pemerintah sangat dekat dengan kekalahan untuk pertama kalinya membuat kami khawatir akan kemungkinan masalah," kata pengacara Ilke Yakupoglu. "Tidak ada cara untuk melindungi suara kita selain dengan menjaga kotak suara," lanjutnya, seperti dikutip dari AFP, Minggu (7/5/2023).
Jajak pendapat menunjukkan Erdogan bersaing ketat dengan pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu, yang juga mengancam akan mengakhiri kendali partainya yang berakar Islam di parlemen.
Penangkapan 50 pengacara pekan lalu yang ditunjuk oleh partai pro-Kurdi untuk memantau pemungutan suara di tenggara Turki yang beragam etnis hanya meningkatkan ketegangan. Mereka termasuk di antara lebih dari 100 orang yang ditangkap dalam apa yang disebut pemerintah sebagai operasi "anti-teror".
"Pemilihan ini sangat penting," kata Nuray Ozdogan, anggota partai pro-Kurdi yang mengepalai asosiasi pengacara Ankara. "Pernyataan pemerintah menunjukkan bahwa mereka tidak bebas dan tidak adil," lanjutnya.
Komisi pemilu Turki telah berjanji untuk menjamin hasil yang adil di negara berpenduduk 85 juta jiwa itu, termasuk di wilayah tenggara yang dilanda gempa Februari yang merenggut lebih dari 50.000 jiwa.
Mengisi ruang kuliah di Ankara, mereka sedang menyelesaikan kursus pemantauan suara yang diselenggarakan oleh rival politik Presiden Recep Tayyip Erdogan. Banyak yang mendiskusikan klaim Menteri Dalam Negeri Turki, bahwa Barat sedang merencanakan "upaya kudeta politik" pada hari pemilihan.
Baca Juga
"Fakta bahwa pemerintah sangat dekat dengan kekalahan untuk pertama kalinya membuat kami khawatir akan kemungkinan masalah," kata pengacara Ilke Yakupoglu. "Tidak ada cara untuk melindungi suara kita selain dengan menjaga kotak suara," lanjutnya, seperti dikutip dari AFP, Minggu (7/5/2023).
Jajak pendapat menunjukkan Erdogan bersaing ketat dengan pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu, yang juga mengancam akan mengakhiri kendali partainya yang berakar Islam di parlemen.
Penangkapan 50 pengacara pekan lalu yang ditunjuk oleh partai pro-Kurdi untuk memantau pemungutan suara di tenggara Turki yang beragam etnis hanya meningkatkan ketegangan. Mereka termasuk di antara lebih dari 100 orang yang ditangkap dalam apa yang disebut pemerintah sebagai operasi "anti-teror".
"Pemilihan ini sangat penting," kata Nuray Ozdogan, anggota partai pro-Kurdi yang mengepalai asosiasi pengacara Ankara. "Pernyataan pemerintah menunjukkan bahwa mereka tidak bebas dan tidak adil," lanjutnya.
Komisi pemilu Turki telah berjanji untuk menjamin hasil yang adil di negara berpenduduk 85 juta jiwa itu, termasuk di wilayah tenggara yang dilanda gempa Februari yang merenggut lebih dari 50.000 jiwa.
Lihat Juga :
tulis komentar anda