Pemimpin UE Gagal Capai Konsensus Soal Rencana Pemulihan Covid-19
Minggu, 19 Juli 2020 - 20:39 WIB
Pertemuan khusus yang mengelompokkan para kepala negara dan pemerintah negara-negara anggota UE gagal mencapai konsensus mengenai anggaran multinasional dan rencana pemulihan. Foto/REUTERS
BRUSSELS - Pertemuan khusus yang mengelompokkan para kepala negara dan pemerintah negara-negara anggota Uni Eropa (UE) gagal mencapai konsensus mengenai anggaran multinasional dan rencana pemulihan. Rencana ini dirancang untuk mengangkat blok keluar dari krisis yang dipicu oleh pandemi Covid-19.
Dewan Eropa menuturkan, pertemuan itu awalnya dijadwalkan berlangsung dua hari, Jumat dan Sabtu. Namun, karena belum ada konsensus sesi tambahan akan kembali digelar pada Minggu (19/7/2020).
( Baca juga: Trio Eropa Ancam Beri Sanksi Pelanggar Embargo Senjata Libya )
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel seperti dilansir Xinhua, mengadakan diskusi selama delapan jam, dengan format satu-lawan-satu dan kemudian mengeksplorasi solusi lebih lanjut sebelum meminta semua pemimpin untuk makan malam bersama.
Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte menggambarkan negosiasi tentang dana pemulihan sebagai hal yang sulit. Menurutnya, masih banyak masalah yang belum terselesaikan, dan rasio hibah dan pinjaman masih kontroversial.
Namun, Kanselir Austria, Sebastian Kurz mengatakan bahwa segala sesuatunya bergerak ke arah yang benar.
Pembicaraan itu rumit, karena dana pemulihan dinegosiasikan dalam satu paket dengan kerangka kerja keuangan tujuh tahun berikutnya, yang sebagian besar didasarkan pada kontribusi dari negara-negara.
( Baca juga: Bertambah 1.639 Kasus, Total Positif Covid di Indonesia Capai 86.521 Orang )
Dalam rencana pemulihan 750 miliar euro yang dibiayai utang, 500 miliar euro akan dibayarkan sebagai hibah yang tidak dapat dibayarkan kembali ke negara-negara yang dilanda krisis dan 250 miliar sebagai pinjaman. Tetapi negara-negara anggota UE sangat berbeda pendapat mengenai hal ini.
Belanda, Denmark, Swedia dan Austria, dijuluki Frugal Four, menentang hibah yang tidak dapat dikembalikan dan menyerukan untuk menghubungkan bantuan dengan rencana reformasi, sementara Spanyol dan Italia, negara-negara yang paling terpukul oleh pandemi, menyerukan untuk mencapai konsensus sebagai secepatnya.
Dewan Eropa menuturkan, pertemuan itu awalnya dijadwalkan berlangsung dua hari, Jumat dan Sabtu. Namun, karena belum ada konsensus sesi tambahan akan kembali digelar pada Minggu (19/7/2020).
( Baca juga: Trio Eropa Ancam Beri Sanksi Pelanggar Embargo Senjata Libya )
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel seperti dilansir Xinhua, mengadakan diskusi selama delapan jam, dengan format satu-lawan-satu dan kemudian mengeksplorasi solusi lebih lanjut sebelum meminta semua pemimpin untuk makan malam bersama.
Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte menggambarkan negosiasi tentang dana pemulihan sebagai hal yang sulit. Menurutnya, masih banyak masalah yang belum terselesaikan, dan rasio hibah dan pinjaman masih kontroversial.
Namun, Kanselir Austria, Sebastian Kurz mengatakan bahwa segala sesuatunya bergerak ke arah yang benar.
Pembicaraan itu rumit, karena dana pemulihan dinegosiasikan dalam satu paket dengan kerangka kerja keuangan tujuh tahun berikutnya, yang sebagian besar didasarkan pada kontribusi dari negara-negara.
( Baca juga: Bertambah 1.639 Kasus, Total Positif Covid di Indonesia Capai 86.521 Orang )
Dalam rencana pemulihan 750 miliar euro yang dibiayai utang, 500 miliar euro akan dibayarkan sebagai hibah yang tidak dapat dibayarkan kembali ke negara-negara yang dilanda krisis dan 250 miliar sebagai pinjaman. Tetapi negara-negara anggota UE sangat berbeda pendapat mengenai hal ini.
Belanda, Denmark, Swedia dan Austria, dijuluki Frugal Four, menentang hibah yang tidak dapat dikembalikan dan menyerukan untuk menghubungkan bantuan dengan rencana reformasi, sementara Spanyol dan Italia, negara-negara yang paling terpukul oleh pandemi, menyerukan untuk mencapai konsensus sebagai secepatnya.
(esn)
Lihat Juga :