Simulasikan Invasi China, Dua Awak Helikopter Taiwan Terbunuh
Jum'at, 17 Juli 2020 - 10:21 WIB
TAIPEI - Helikopter militer Taiwan jatuh dalam rangkaian latihan perang termasuk mensimulasikan serangan dari China . Dua awak helikopter tewas dalam insiden tersebut.
Manuver pada Kamis itu bagian dari latihan perang lima hari yang bertujuan untuk menguji seberapa kuat angkatan bersenjata Taiwan untuk mengusir invasi dari tetangga besarnya.
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan bersumpah suatu hari akan merebutnya, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Simulasi invasi China kemarin melibatkan jet tempur, kapal perang dan pasukan darat Taiwan yang memukul mundur upaya musuh untuk mendarat di pantai di pusat kota Taichung. Simulasi perang ini melibatkan sekitar 8.000 anggota layanan militer.
Militer Taiwan mengatakan helikopter Bell 0H-58D jatuh ketika kembali ke pangkalan udara Hsinchu. Insiden ini menewaskan pilot dan co-pilot. (Baca: Taiwan Latihan Tembak Rudal, 2 Kapal Mata-mata China Mengintai )
Taipei telah hidup dengan ancaman invasi oleh China sejak kedua belah pihak berpisah pada tahun 1949 setelah perang saudara.
Dalam beberapa dekade terakhir ini Taipei menyadari bahwa pihaknya semakin kalah dalam hal jumlah pasukan dan kekuatan lain dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China yang sangat besar.
Beijing telah menumpuk tekanan militer, ekonomi dan diplomatik terhadap Taiwan sejak Presiden Tsai Ing-wen berkuasa pada 2016 karena dia menolak untuk mengakui bahwa pulau itu adalah bagian dari prinsip "satu China" yang diberlakukan Beijing.
Tsai memenangkan kembali pemilu pada Januari lalu yang diawasi China.
Tahun lalu Presiden China Xi Jinping memberikan pidato khusus tentang Taiwan, dengan mengeluarkan peringatan bahwa penyatuan pulau itu dengan China akan terjadi ke depan.
"Saya pikir tidak dapat dihindari bahwa Republik Rakyat China akan menyadari penyatuan kembali Tanah Air," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Beijing Hua Chunying kepada wartawan ketika ditanya tentang latihan perang Taiwan, seperti dikutip AFP, Jumat (17/7/2020). (Baca juga: Jet-jet Tempur Su-30 China Serbu Langit Taiwan usai Pesawat AS Lewat )
Dalam beberapa bulan terakhir pesawat-pesawat tempur China telah mendekati Taiwan dengan frekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pesawat-pesawat itu berulang kali melanggar zona pertahanan udara (ADIZ) dan memicu Taipei untuk mengerahkan jet tempurnya sendiri.
Kebuntuan militer kedua pihak diperparah oleh pemerintah Barat yang menjual sistem senjata canggih kepada Taiwan. Hal itu telah memicu kemarahan Beijing.
Manuver pada Kamis itu bagian dari latihan perang lima hari yang bertujuan untuk menguji seberapa kuat angkatan bersenjata Taiwan untuk mengusir invasi dari tetangga besarnya.
Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan bersumpah suatu hari akan merebutnya, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Simulasi invasi China kemarin melibatkan jet tempur, kapal perang dan pasukan darat Taiwan yang memukul mundur upaya musuh untuk mendarat di pantai di pusat kota Taichung. Simulasi perang ini melibatkan sekitar 8.000 anggota layanan militer.
Militer Taiwan mengatakan helikopter Bell 0H-58D jatuh ketika kembali ke pangkalan udara Hsinchu. Insiden ini menewaskan pilot dan co-pilot. (Baca: Taiwan Latihan Tembak Rudal, 2 Kapal Mata-mata China Mengintai )
Taipei telah hidup dengan ancaman invasi oleh China sejak kedua belah pihak berpisah pada tahun 1949 setelah perang saudara.
Dalam beberapa dekade terakhir ini Taipei menyadari bahwa pihaknya semakin kalah dalam hal jumlah pasukan dan kekuatan lain dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China yang sangat besar.
Beijing telah menumpuk tekanan militer, ekonomi dan diplomatik terhadap Taiwan sejak Presiden Tsai Ing-wen berkuasa pada 2016 karena dia menolak untuk mengakui bahwa pulau itu adalah bagian dari prinsip "satu China" yang diberlakukan Beijing.
Tsai memenangkan kembali pemilu pada Januari lalu yang diawasi China.
Tahun lalu Presiden China Xi Jinping memberikan pidato khusus tentang Taiwan, dengan mengeluarkan peringatan bahwa penyatuan pulau itu dengan China akan terjadi ke depan.
"Saya pikir tidak dapat dihindari bahwa Republik Rakyat China akan menyadari penyatuan kembali Tanah Air," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Beijing Hua Chunying kepada wartawan ketika ditanya tentang latihan perang Taiwan, seperti dikutip AFP, Jumat (17/7/2020). (Baca juga: Jet-jet Tempur Su-30 China Serbu Langit Taiwan usai Pesawat AS Lewat )
Dalam beberapa bulan terakhir pesawat-pesawat tempur China telah mendekati Taiwan dengan frekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pesawat-pesawat itu berulang kali melanggar zona pertahanan udara (ADIZ) dan memicu Taipei untuk mengerahkan jet tempurnya sendiri.
Kebuntuan militer kedua pihak diperparah oleh pemerintah Barat yang menjual sistem senjata canggih kepada Taiwan. Hal itu telah memicu kemarahan Beijing.
(min)
tulis komentar anda