Bos Wagner: Tentara Bayaran Rusia Dibantai Ukraina karena Kelaparan Amunisi
Kamis, 23 Februari 2023 - 07:54 WIB
BAKHMUT - Yevgeny Prigozhin, pemilik perusahaan tentara bayaran Wagner Group Rusia, mengakui banyak tentaranya dibantai dalam perang di Ukraina . Menurutnya, itu terjadi karena mereka "kelaparan" amunisi.
Bos Wagner itu telah berulang kali menuduh Kementerian Pertahanan Rusia sengaja membuat para serdadu "kelaparan" senjata dalam apa yang disebutnya sebagai upaya pengkhianatan untuk menghancurkan kelompok tentara bayaran.
Prigozhin kembali menyerang elite militer Rusia dengan menerbitkan gambar suram dari puluhan tentara bayarannya yang dibantai pasukan Ukraina setelah kehabisan amunisi.
“Ini adalah salah satu tempat di mana mayat orang-orang yang telah meninggal dikumpulkan,” kata Prigozhin kepada seorang blogger militer terkemuka Rusia dalam sebuah wawancara.
“Ini adalah orang-orang yang meninggal kemarin karena apa yang disebut [artileri] 'kelaparan' amunisi. Ibu, istri dan anak-anak akan mendapatkan jasad mereka. Seharusnya ada lima kali lebih sedikit [kematian]. Siapa yang bersalah karena mereka mati? Yang bersalah adalah mereka yang seharusnya menyelesaikan pertanyaan tentang kita mendapatkan cukup amunisi," paparnya, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (23/2/2023).
Kementerian Pertahanan Rusia, dalam sebuah pernyataan Selasa malam, mengatakan tuduhan seperti itu sama sekali tidak benar. Kementerian itu mengeluh, tanpa menyebut nama Prigozhin, tentang upaya untuk menciptakan perpecahan yang bekerja semata-mata untuk keuntungan musuh.
Tidak gentar, Prigozhin menggandakan tuduhannya, mengambil langkah yang tidak biasa dengan merilis gambar lusinan tentara bayarannya yang tewas tergeletak di tanah es di Ukraina timur, tempat Wagner Group berperang untuk mencoba merebut kota kecil Bakhmut.
Dalam langkah lain yang mungkin membuat marah para pemimpin militer Rusia, Prigozhin merilis salinan dari apa yang dia katakan sebagai permintaan resmi Wagner kepada Kementerian Pertahanan untuk amunisi, dengan penghitungan terperinci dari peluru yang digunakan, diminta dan diterima—meskipun dia mengatakan dia menghapus data sensitif seperti nama-nama amunisi.
Bos Wagner itu telah berulang kali menuduh Kementerian Pertahanan Rusia sengaja membuat para serdadu "kelaparan" senjata dalam apa yang disebutnya sebagai upaya pengkhianatan untuk menghancurkan kelompok tentara bayaran.
Prigozhin kembali menyerang elite militer Rusia dengan menerbitkan gambar suram dari puluhan tentara bayarannya yang dibantai pasukan Ukraina setelah kehabisan amunisi.
“Ini adalah salah satu tempat di mana mayat orang-orang yang telah meninggal dikumpulkan,” kata Prigozhin kepada seorang blogger militer terkemuka Rusia dalam sebuah wawancara.
“Ini adalah orang-orang yang meninggal kemarin karena apa yang disebut [artileri] 'kelaparan' amunisi. Ibu, istri dan anak-anak akan mendapatkan jasad mereka. Seharusnya ada lima kali lebih sedikit [kematian]. Siapa yang bersalah karena mereka mati? Yang bersalah adalah mereka yang seharusnya menyelesaikan pertanyaan tentang kita mendapatkan cukup amunisi," paparnya, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis (23/2/2023).
Kementerian Pertahanan Rusia, dalam sebuah pernyataan Selasa malam, mengatakan tuduhan seperti itu sama sekali tidak benar. Kementerian itu mengeluh, tanpa menyebut nama Prigozhin, tentang upaya untuk menciptakan perpecahan yang bekerja semata-mata untuk keuntungan musuh.
Tidak gentar, Prigozhin menggandakan tuduhannya, mengambil langkah yang tidak biasa dengan merilis gambar lusinan tentara bayarannya yang tewas tergeletak di tanah es di Ukraina timur, tempat Wagner Group berperang untuk mencoba merebut kota kecil Bakhmut.
Dalam langkah lain yang mungkin membuat marah para pemimpin militer Rusia, Prigozhin merilis salinan dari apa yang dia katakan sebagai permintaan resmi Wagner kepada Kementerian Pertahanan untuk amunisi, dengan penghitungan terperinci dari peluru yang digunakan, diminta dan diterima—meskipun dia mengatakan dia menghapus data sensitif seperti nama-nama amunisi.
tulis komentar anda