KAA Berakhir, Semangat Soekarno Tak Padam!
A
A
A
BANDUNG - Perhelatan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) resmi berakhir hari ini (24/4/2015) di Bandung. Namun, Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya menyatakan, semangat Soekarno dan para pendiri KAA tidak pernah padam.
Presiden Jokowi mengingatkan semua delegasi KAA tentang cita-cita para pendahulu bangsa penggagas KAA. "Dahulu, dalam ruangan ini hadir para pendahulu kita yang menginspirasi dunia. Di ruangan ini, semangat sang inisiator, pemimpin besar, Soekarno, masih bergema," kata Jokowi.
"Gelora perjuangan, pemimpin perjuangan, Nehru, terasa masih menyala. Di ruangan ini, semangat solidaritas pemimpin besar Muhammad Ali (Bogra) terasa belumlah padam," lanjut Jokowi.
"Di ruangan ini, cita-cita suci, pemimpin besar Joh Kotelawala untuk memakmurkan rakyat. Kesabaran revolusioner pemimpin besar U Nu terasa masih menyentuh dinding hati kita. India adalah cita-cita, Sri Lanka, Myanmar, Indonesia juga cita-cita. Cita-cita tentang sebuah kehidupan," imbuh Jokowi dalam pidatonya di Gedung Merdeka.
Menurutnya, cita-cita yang para pemimpin terdahulu itulah yang menjadi dasar bagi banyak hal besar dan bersejarah di kawasan Asia dan Afrika. Salah satu contohnya adalah cita-cita yang mendorong India akhirnya menjadi negara merdeka, begitu pula dengan Sri Lanka.
Lebih lanjut, Jokowi juga menyatakan bahwa, negara-negara Afrika dan Asia harus terus bahu-membahu, baik dan segi ekonomi ataupun politik. Di akhir pidatonya, Jokowi tak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua delegasi yang hadir di KAA kali ini.
"Semangat KAA akan dilanjutkan di negara kita.Terima kasih atas partisipasi aktif negara Asia dan Afrika," pungkasnya.
Presiden Jokowi mengingatkan semua delegasi KAA tentang cita-cita para pendahulu bangsa penggagas KAA. "Dahulu, dalam ruangan ini hadir para pendahulu kita yang menginspirasi dunia. Di ruangan ini, semangat sang inisiator, pemimpin besar, Soekarno, masih bergema," kata Jokowi.
"Gelora perjuangan, pemimpin perjuangan, Nehru, terasa masih menyala. Di ruangan ini, semangat solidaritas pemimpin besar Muhammad Ali (Bogra) terasa belumlah padam," lanjut Jokowi.
"Di ruangan ini, cita-cita suci, pemimpin besar Joh Kotelawala untuk memakmurkan rakyat. Kesabaran revolusioner pemimpin besar U Nu terasa masih menyentuh dinding hati kita. India adalah cita-cita, Sri Lanka, Myanmar, Indonesia juga cita-cita. Cita-cita tentang sebuah kehidupan," imbuh Jokowi dalam pidatonya di Gedung Merdeka.
Menurutnya, cita-cita yang para pemimpin terdahulu itulah yang menjadi dasar bagi banyak hal besar dan bersejarah di kawasan Asia dan Afrika. Salah satu contohnya adalah cita-cita yang mendorong India akhirnya menjadi negara merdeka, begitu pula dengan Sri Lanka.
Lebih lanjut, Jokowi juga menyatakan bahwa, negara-negara Afrika dan Asia harus terus bahu-membahu, baik dan segi ekonomi ataupun politik. Di akhir pidatonya, Jokowi tak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua delegasi yang hadir di KAA kali ini.
"Semangat KAA akan dilanjutkan di negara kita.Terima kasih atas partisipasi aktif negara Asia dan Afrika," pungkasnya.
(mas)