Ahli: Pesawat MH370 Sengaja Diterbangkan ke Antartika
A
A
A
CANBERRA - Ahli penerbangan terkemuka mengatakan, kendali pesawat Malaysia Airlines MH370 sengaja diambil alih seseorang di kokpit dan diterbangkan ke arah Antartika. Kesimpulan ahli ini kontra dengan pengumuman Malaysia bahwa pesawat MH370 terbang ke Samudera Hindia.
Ahli penerbangan, Malcolm Brenner, percaya bahwa pesawat MH370 itu membuat tiga putaran setelah hilang kontak, kemudian terbang menuju Antartika. “Kecelakaan ini telah menarik perhatian dunia dengan cara yang saya belum pernah saya lihat selama menggeluti karir di dunia penerbangan selama 40 tahun,” katanya.
Pesawat ini hilang misterius pada tanggal 8 Maret 2014. Pesawat pembawa lebih dari 200 orang, termasuk beberapa di antaranya warga Indonesia ini, hilang setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing.
Komisaris Biro Keselamatan Transportasi Australia, Martin Dolan, mengatakan, pencarian pesawat itu dilanjutkan lagi pada bulan Mei mendatang. ”Ini sudah membingungkan, baik dari sudut pandang kita yang belum pernah terjadi sebelumnya. Itu tidak hanya misteri, tetapi juga pada skala apa yang kita lakukan untuk menemukan pesawat,” katanya.
”Ketika kami terus menunjukkan (optimistis), kita tidak memiliki kepastian, melainkan hanya keyakinan bahwa kita akan menemukan pesawat yang hilang,” lanjut dia, seperti dilansir Mail Online, Senin (23/2/2015).
Pesawat itu sudah berbulan-bulan dicari di sekitar Samudera Hindia selatan, namun tidak pernah membuahkan hasil. Berbagai peralatan canggih dan biaya besar telah dikeluarkan, tapi hasilnya masih nihil.
Ahli penerbangan, Malcolm Brenner, percaya bahwa pesawat MH370 itu membuat tiga putaran setelah hilang kontak, kemudian terbang menuju Antartika. “Kecelakaan ini telah menarik perhatian dunia dengan cara yang saya belum pernah saya lihat selama menggeluti karir di dunia penerbangan selama 40 tahun,” katanya.
Pesawat ini hilang misterius pada tanggal 8 Maret 2014. Pesawat pembawa lebih dari 200 orang, termasuk beberapa di antaranya warga Indonesia ini, hilang setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing.
Komisaris Biro Keselamatan Transportasi Australia, Martin Dolan, mengatakan, pencarian pesawat itu dilanjutkan lagi pada bulan Mei mendatang. ”Ini sudah membingungkan, baik dari sudut pandang kita yang belum pernah terjadi sebelumnya. Itu tidak hanya misteri, tetapi juga pada skala apa yang kita lakukan untuk menemukan pesawat,” katanya.
”Ketika kami terus menunjukkan (optimistis), kita tidak memiliki kepastian, melainkan hanya keyakinan bahwa kita akan menemukan pesawat yang hilang,” lanjut dia, seperti dilansir Mail Online, Senin (23/2/2015).
Pesawat itu sudah berbulan-bulan dicari di sekitar Samudera Hindia selatan, namun tidak pernah membuahkan hasil. Berbagai peralatan canggih dan biaya besar telah dikeluarkan, tapi hasilnya masih nihil.
(mas)