Kisah Bos AirAsia saat Merintis Maskapai hingga Terpukul
A
A
A
KUALA LUMPUR - Namanya Tony Fernandes. Dialah CEO maskapai AirAsia, seorang pengusaha flamboyan asal Malaysia.
Fernandes membangun kerajaan maskapainya dimulai dengan membeli sebuah perusahaan bangkrut, yang kata dia, kurang dari satu dolar Amerika Serikat (AS).
Dia meluncurkan AirAsia pada Januari 2002. Dia memulai dengan dua pesawat dan terus bertambah hingga mendominasi penerbangan nasional di Malaysia. Bisnisnya kemudian merambah ke Asia dan melayani jutaan orang. Saat ini, bos AirAsia ini memiliki kekayaan bersih yang diperkirakan sebesar US$650 juta.
Tapi, bos AirAsia itu kini menghadapi kengerian ketika pesawat AirAsia QZ8501 dengan 162 orang di dalamnya hilang pada hari Minggu lalu. Pesawat itu hilang ketika dalam perjalanan dari Bandara Juanda, Surabaya menuju Singapura.
Hari ini (30/12/2014), puing yang diduga berasal dari pesawat QZ8501 telah ditemukan tim Basarnas Indonesia. Enam jenazah yang diduga korban pesawat juga telah ditemukan.
Fernandes, yang membangun jaringan maskapai regional dengan tarif murah itu telah jadi sorotan. Iklan yang dibuat perusahaannya terkadang provokatif. Bahkan, perusahaan itu sempat menyindir ketika Malaysia Airlines MH370 mengalami musibah pada 8 Maret 2014.
Kala itu, dalam sebuah majalah, pihak AirAsia meledek MH370 dengan menyebut, pilot dan pesawat hebat tidak mungkin tersesat. Tapi, ketika musibah dialami AirAsia, Fernandes mengaku terpukul.
”Kami sangat terpukul dengan apa yang telah terjadi. Ini luar biasa,” katanya, seperti dikutip AP. Dalam tweet-nya yang ditujukan untuk karyawannya yang jadi korban QZ8501, Fernandes juga menuliskan kegelisahannya. ”Ini adalah mimpi terburuk saya,” tulis dia.
Fernandes membangun kerajaan maskapainya dimulai dengan membeli sebuah perusahaan bangkrut, yang kata dia, kurang dari satu dolar Amerika Serikat (AS).
Dia meluncurkan AirAsia pada Januari 2002. Dia memulai dengan dua pesawat dan terus bertambah hingga mendominasi penerbangan nasional di Malaysia. Bisnisnya kemudian merambah ke Asia dan melayani jutaan orang. Saat ini, bos AirAsia ini memiliki kekayaan bersih yang diperkirakan sebesar US$650 juta.
Tapi, bos AirAsia itu kini menghadapi kengerian ketika pesawat AirAsia QZ8501 dengan 162 orang di dalamnya hilang pada hari Minggu lalu. Pesawat itu hilang ketika dalam perjalanan dari Bandara Juanda, Surabaya menuju Singapura.
Hari ini (30/12/2014), puing yang diduga berasal dari pesawat QZ8501 telah ditemukan tim Basarnas Indonesia. Enam jenazah yang diduga korban pesawat juga telah ditemukan.
Fernandes, yang membangun jaringan maskapai regional dengan tarif murah itu telah jadi sorotan. Iklan yang dibuat perusahaannya terkadang provokatif. Bahkan, perusahaan itu sempat menyindir ketika Malaysia Airlines MH370 mengalami musibah pada 8 Maret 2014.
Kala itu, dalam sebuah majalah, pihak AirAsia meledek MH370 dengan menyebut, pilot dan pesawat hebat tidak mungkin tersesat. Tapi, ketika musibah dialami AirAsia, Fernandes mengaku terpukul.
”Kami sangat terpukul dengan apa yang telah terjadi. Ini luar biasa,” katanya, seperti dikutip AP. Dalam tweet-nya yang ditujukan untuk karyawannya yang jadi korban QZ8501, Fernandes juga menuliskan kegelisahannya. ”Ini adalah mimpi terburuk saya,” tulis dia.
(mas)