Tragedi AirAsia, Insiden Pesawat 2014 dan Malaysia....
A
A
A
JAKARTA - Tragedi hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 dengan 162 orang di dalamnya pada hari Minggu kemarin, menambah daftar insiden pesawat tahun 2014 yang terkait dengan Malaysia. Pesawat ini hilang saat terbang dari Surabaya menuju Singapura.
AirAsia merupakan maskapai yang beroperasi di Indonesia, di mana sebagian sahamnya milik perusahaan Malaysia. Hilangnya pesawat AirAsia QZ8501, seperti laporan AP, Minggu (28/12/2014) secara tidak langsung merupakan insiden pesawat ketiga pada tahun ini, di mana dua insiden sebelumnya dialami Malaysia Airlines MH370 dan MH17. (Baca: Empat Beda Lenyapnya AirAsia QZ8501 dan Malaysia Airlines MH370)
1. Malaysia Airlines MH370
Pesawat Malaysia Airlines MH370 tipe Boeing 777 hilang misterius pada tanggal 8 Maret 2014. Tragedi ini merupakan insiden paling membungungkan dalam sejarah penerbangan moderan.
Dengan membawa 239 orang, pesawat ini terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Tapi, sesaat setelah lepas landas,pesawat ini lenyap seketika. Data radar Inmarsat Inggris, menunjukkan jejak terakhir pesawat MH370 menuju ke Samudera Hindia.
Pemerintah Malaysia bahkan memutuskan, pesawat ini jatuh di Samudera Hindia. Namun, dengan pencarian 10 bulan yang melibatkan banyak negara, biaya supermahal dan peralatan canggih, tetap saja tidak membuahkan hasil.
Pencarian terbaru dimulai sejak 4 Okober 2014 dengan alat canggih termasuk sonar, kamera video dan sendor bahan bakar pesawat jet. Tapi, lagi-lagi upaya yang dilakukan di wilayah barat Australia ini tidak membuahkan hasil.
2. Malaysia Airlines MH17
Insiden yang dialami pesawat Malaysia Airlines MH17 ini sangat tragis. Pesawat yang membawa 298 penumpang dan awak jatuh di wilayah Donetsk, Ukraina timur pada 17 Juli 2014. Dugaan kuat, pesawat ini ditembak jatuh dengan rudal.
Pesawat ini terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Para penyelidik menyatakan, jatuhnya pesawat ini kemungkinan besar akibat hantaman benda berenergi tinggi, yang oleh beberapa pakar konsisten dengan serangan rudal.
Saling tuduh antara pemberontak Ukraina pro-Moskow dengan militer Ukraina di Kiev nyaris tidak berhenti. Hal ini diperparah dengan Amerika Serikat (AS) yang ikut menuduh, bahwa pemberontak pro-Moskow sebagai biang penembak jatuh pesawat MH17 dengan rudal Buk buatan Uni Soviet.
Tapi, pengakuan kontroversial terbaru justru muncul dari pekerja militer Ukraina beberapa hari lalu. Pekerja militer itu mengklaim, pesawat MH17 ditembak oleh pesawat jet tempur Ukraina dengan rudal. Klaim ini turut diperkuat dengan menghilangnya saksi kunci tragedi MH17, yakni petugas pengontrol lalu lintas udara Ukraina, yang disebut-sebut sudah lari ke Dubai.
3. AirAsia QZ8501
Pesawat AirAsia dengan 162 orang di dalamnya hilang hari Minggu kemarin di wilayah Indonesia. Pesawat QZ8501hilang sekitar 42 menit lepas landas dari Bandara Surabaya, Jawa Timur, menuju Singapura.
Maskapai AirAsia milik pengusaha Malaysia Tony Fernandes. Pesawat ini dikenal melayani penerbangan murah selama bertahun-tahun. Pesawat QZ8501 yang beroperasi di Indonesia tidak lain merupakan milik AirAsia Indonesia, anak perusahaan AirAsia Malaysia.
Analisis terakhir, pesawat ini hilang setelah berbelok untuk menghindari cuaca buruk. ”Kami hanya berpikir pada para penumpang dan kru dan berjanji untuk melakukan apa pun yang kami bisa,” kata Fernandes.
AirAsia merupakan maskapai yang beroperasi di Indonesia, di mana sebagian sahamnya milik perusahaan Malaysia. Hilangnya pesawat AirAsia QZ8501, seperti laporan AP, Minggu (28/12/2014) secara tidak langsung merupakan insiden pesawat ketiga pada tahun ini, di mana dua insiden sebelumnya dialami Malaysia Airlines MH370 dan MH17. (Baca: Empat Beda Lenyapnya AirAsia QZ8501 dan Malaysia Airlines MH370)
1. Malaysia Airlines MH370
Pesawat Malaysia Airlines MH370 tipe Boeing 777 hilang misterius pada tanggal 8 Maret 2014. Tragedi ini merupakan insiden paling membungungkan dalam sejarah penerbangan moderan.
Dengan membawa 239 orang, pesawat ini terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Tapi, sesaat setelah lepas landas,pesawat ini lenyap seketika. Data radar Inmarsat Inggris, menunjukkan jejak terakhir pesawat MH370 menuju ke Samudera Hindia.
Pemerintah Malaysia bahkan memutuskan, pesawat ini jatuh di Samudera Hindia. Namun, dengan pencarian 10 bulan yang melibatkan banyak negara, biaya supermahal dan peralatan canggih, tetap saja tidak membuahkan hasil.
Pencarian terbaru dimulai sejak 4 Okober 2014 dengan alat canggih termasuk sonar, kamera video dan sendor bahan bakar pesawat jet. Tapi, lagi-lagi upaya yang dilakukan di wilayah barat Australia ini tidak membuahkan hasil.
2. Malaysia Airlines MH17
Insiden yang dialami pesawat Malaysia Airlines MH17 ini sangat tragis. Pesawat yang membawa 298 penumpang dan awak jatuh di wilayah Donetsk, Ukraina timur pada 17 Juli 2014. Dugaan kuat, pesawat ini ditembak jatuh dengan rudal.
Pesawat ini terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Para penyelidik menyatakan, jatuhnya pesawat ini kemungkinan besar akibat hantaman benda berenergi tinggi, yang oleh beberapa pakar konsisten dengan serangan rudal.
Saling tuduh antara pemberontak Ukraina pro-Moskow dengan militer Ukraina di Kiev nyaris tidak berhenti. Hal ini diperparah dengan Amerika Serikat (AS) yang ikut menuduh, bahwa pemberontak pro-Moskow sebagai biang penembak jatuh pesawat MH17 dengan rudal Buk buatan Uni Soviet.
Tapi, pengakuan kontroversial terbaru justru muncul dari pekerja militer Ukraina beberapa hari lalu. Pekerja militer itu mengklaim, pesawat MH17 ditembak oleh pesawat jet tempur Ukraina dengan rudal. Klaim ini turut diperkuat dengan menghilangnya saksi kunci tragedi MH17, yakni petugas pengontrol lalu lintas udara Ukraina, yang disebut-sebut sudah lari ke Dubai.
3. AirAsia QZ8501
Pesawat AirAsia dengan 162 orang di dalamnya hilang hari Minggu kemarin di wilayah Indonesia. Pesawat QZ8501hilang sekitar 42 menit lepas landas dari Bandara Surabaya, Jawa Timur, menuju Singapura.
Maskapai AirAsia milik pengusaha Malaysia Tony Fernandes. Pesawat ini dikenal melayani penerbangan murah selama bertahun-tahun. Pesawat QZ8501 yang beroperasi di Indonesia tidak lain merupakan milik AirAsia Indonesia, anak perusahaan AirAsia Malaysia.
Analisis terakhir, pesawat ini hilang setelah berbelok untuk menghindari cuaca buruk. ”Kami hanya berpikir pada para penumpang dan kru dan berjanji untuk melakukan apa pun yang kami bisa,” kata Fernandes.
(mas)