Tokoh Top Ikhwanul Muslimin Dituduh Jadi Mata-mata AS
Senin, 24 November 2014 - 14:51 WIB

Tokoh Top Ikhwanul Muslimin Dituduh Jadi Mata-mata AS
A
A
A
KAIRO - Seorang tokoh top Ikhwanul Muslimin Mesir ditangkap aparat keamanan negara itu. Dia dituduh menjadi mata-mata untuk Amerika Serikat (AS) dan Norwegia.
Anggota Ikhwanul Muslimin Mesir bernama Mohammad Ali Bishr itu merupakan tokoh terkemuka di Mesir. Dia pernah menjadi menteri di era Presiden Mohamed Morsi.
Bishr ditangkap di rumahnya di Menoufiya, Delta Nil. Oleh pengadilan Mesir dia didakwa atas tuduhan spionase. Jaksa di Mesir berencana menyelidiki tuduhan terhadap Bishr pada Senin (24/11/2014).
”Dia akan dikonfrontir dengan bukti rekaman,” tulis media pemerintah setempat, Ahram Online, mengutip keterangan jaksa.
Pada Sabtu pekan lalu, Bishr telah dituduh oleh Kejaksaan Tinggi di Mesir bahw dia menjalin kerjasama dengan AS dan Norwegia.
Tuduhan spionase menjadi tuduhan baru untuk anggota Ikhwanul Muslimin. Sejak Morsi digulingkan militer Mesir, banyak pemimpin dan anggota Ikhwanul Muslimin dituduh terlibat pembunuhan dan terorisme.
Mesir dan AS pernah terlibat ketegangan, setelah pengadilan Mesir menjatuhkann vonis mati massal terhadap para pendukung Ikhwanul Muslimin.
Anggota Ikhwanul Muslimin Mesir bernama Mohammad Ali Bishr itu merupakan tokoh terkemuka di Mesir. Dia pernah menjadi menteri di era Presiden Mohamed Morsi.
Bishr ditangkap di rumahnya di Menoufiya, Delta Nil. Oleh pengadilan Mesir dia didakwa atas tuduhan spionase. Jaksa di Mesir berencana menyelidiki tuduhan terhadap Bishr pada Senin (24/11/2014).
”Dia akan dikonfrontir dengan bukti rekaman,” tulis media pemerintah setempat, Ahram Online, mengutip keterangan jaksa.
Pada Sabtu pekan lalu, Bishr telah dituduh oleh Kejaksaan Tinggi di Mesir bahw dia menjalin kerjasama dengan AS dan Norwegia.
Tuduhan spionase menjadi tuduhan baru untuk anggota Ikhwanul Muslimin. Sejak Morsi digulingkan militer Mesir, banyak pemimpin dan anggota Ikhwanul Muslimin dituduh terlibat pembunuhan dan terorisme.
Mesir dan AS pernah terlibat ketegangan, setelah pengadilan Mesir menjatuhkann vonis mati massal terhadap para pendukung Ikhwanul Muslimin.
(mas)