Rusia Terang-terangan Kerahkan Kargo Militer ke Ukraina
A
A
A
KIEV - Pemerintah Ukraina menyatakan, Rusia secara terang-terangan mengangkut kargo militer ke wilayah teritorial Ukraina. Hal itu terjadi saat pasukan Kiev bertempur dengan sparatis Ukraina pro-Rusia.
“Mengangkut kargo militer dari wilayahnya menuju wilayah Ukraina yang dikuasai oleh militan (separatis) dengan menggunakan jalur darat dan kereta api,” kata juru bicara Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional (NSDC) Ukraina, Kolonel Andriy Lysenko, dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews.com, Jumat (21/11/2014).
Menurutnya, pertempuran masih terjadi di Ukraina timur. Setidaknya enam tentara Ukraina terluka. Ancaman dari separatis dan satuan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, kata dia, semakin meningkat.
“Selama satu hari terakhir, jumlah serangan tembakan ke posisi pasukan operasi anti-teroris bertambah,” ujarnya.
Misi pengamat OSCE yang berada di titik perbatasan “Gukove” dan “Donetsk” juga melaporkan bahwa dalam seminggu terakhir, sejak tanggal 12 sampai 19 November 2014, sebanyak 500 orang yang mengenakan pakaian seragam militer telah melintasi perbatasan Ukraina melalui dua titik wilayah itu.
“Orang-orang tersebut melewati perbatasan secara individu ataupun berkelompok,” imbuh Lysenko. Para pengamat OSCE juga tak luput jadi sasaran serangan.
“Kami ingin meminta perhatian khusus terhadap peristiwa yang terjadi, ketika misi pengamat OSCE diserang di dekat Marjinka. Kami telah mengingatkan berulang kali bahwa para ‘teroris’ itu selalu membawa emblem pasukan operasi anti-teroris (ATO) dalam kendaraannya untuk melakukan provokasi,” imbuh dia.
Sementara itu, pemerintah Rusia belum memberikan konfirmasi atas tuduhan terbaru dari Ukraina. Rusia selama ini mengklaim tidak pernah melalukan agresi terhadap wilayah Ukraina timur yang dikuasai para separatis.
“Mengangkut kargo militer dari wilayahnya menuju wilayah Ukraina yang dikuasai oleh militan (separatis) dengan menggunakan jalur darat dan kereta api,” kata juru bicara Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional (NSDC) Ukraina, Kolonel Andriy Lysenko, dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews.com, Jumat (21/11/2014).
Menurutnya, pertempuran masih terjadi di Ukraina timur. Setidaknya enam tentara Ukraina terluka. Ancaman dari separatis dan satuan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, kata dia, semakin meningkat.
“Selama satu hari terakhir, jumlah serangan tembakan ke posisi pasukan operasi anti-teroris bertambah,” ujarnya.
Misi pengamat OSCE yang berada di titik perbatasan “Gukove” dan “Donetsk” juga melaporkan bahwa dalam seminggu terakhir, sejak tanggal 12 sampai 19 November 2014, sebanyak 500 orang yang mengenakan pakaian seragam militer telah melintasi perbatasan Ukraina melalui dua titik wilayah itu.
“Orang-orang tersebut melewati perbatasan secara individu ataupun berkelompok,” imbuh Lysenko. Para pengamat OSCE juga tak luput jadi sasaran serangan.
“Kami ingin meminta perhatian khusus terhadap peristiwa yang terjadi, ketika misi pengamat OSCE diserang di dekat Marjinka. Kami telah mengingatkan berulang kali bahwa para ‘teroris’ itu selalu membawa emblem pasukan operasi anti-teroris (ATO) dalam kendaraannya untuk melakukan provokasi,” imbuh dia.
Sementara itu, pemerintah Rusia belum memberikan konfirmasi atas tuduhan terbaru dari Ukraina. Rusia selama ini mengklaim tidak pernah melalukan agresi terhadap wilayah Ukraina timur yang dikuasai para separatis.
(mas)