Indonesia dan 4 Negara Lain Cari 'Jurus' Berantas Ebola
A
A
A
NEW YORK - Indonesia dan empat negara lain menggelar pertemuan untuk mencari “jurus” guna memberantas wabah virus Ebola yang jadi masalah besar di Afrika. Pertemuan itu digelar di New York, 25 September 2014.
Empat negara yang terlibat dalam pertemuan dengan Indonesia itu antara lain, Meksiko, Korea Selatan, Turki dan Australia. Lima negara ini kemudian dikenal sebagai MIKTA.
Para Menteri Luar Negeri MIKTA menegaskan, bahwa ada ancaman serius terhadap kesehatan global jika kerjasama internasional tidak mampu meredam laju penularan wabah Ebola.
Para Menteri Luar Negeri MIKTA menyambut baik langkah-langkah yang dilakukan berbagai pihak khususnya WHO dan Sekretaris Jenderal PBB dengan pembentukan The United Nations Mission for Ebola Emergency Response (UNMEER) atau misi penanganan darurat Ebola.
Selain memberikan perhatian terhadap wabah Ebola, para Menteri Luar Negeri MIKTA juga membahas berbagai tantangan regional dan global seperti isu perubahan iklim, penguatan pertumbuhan ekonomi dunia, pengurangan risiko bencana, dan situasi keamanan di Timur Tengah termasuk ancaman keamanan dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Secara khusus, Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa menyampaikan bahwa kerjasama di antara negara-negara MIKTA akan terus digalakkan dengan menggunakan kesamaan pandangan dan kepentingan bersama kelima negara sebagai dasar kerjasama,” demikian siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima Sindonews, Sabtu (27/9/2014).
Menurut Marty, kelima negara tersebut adalah negara demokrasi, pencinta damai dan sama-sama memiliki sistem perekonomian terbuka. Sehingga, kelima negara tersebut berpotensi menjadi kekuatan dalam mengupayakan terobosan agenda-agenda global.
Empat negara yang terlibat dalam pertemuan dengan Indonesia itu antara lain, Meksiko, Korea Selatan, Turki dan Australia. Lima negara ini kemudian dikenal sebagai MIKTA.
Para Menteri Luar Negeri MIKTA menegaskan, bahwa ada ancaman serius terhadap kesehatan global jika kerjasama internasional tidak mampu meredam laju penularan wabah Ebola.
Para Menteri Luar Negeri MIKTA menyambut baik langkah-langkah yang dilakukan berbagai pihak khususnya WHO dan Sekretaris Jenderal PBB dengan pembentukan The United Nations Mission for Ebola Emergency Response (UNMEER) atau misi penanganan darurat Ebola.
Selain memberikan perhatian terhadap wabah Ebola, para Menteri Luar Negeri MIKTA juga membahas berbagai tantangan regional dan global seperti isu perubahan iklim, penguatan pertumbuhan ekonomi dunia, pengurangan risiko bencana, dan situasi keamanan di Timur Tengah termasuk ancaman keamanan dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Secara khusus, Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa menyampaikan bahwa kerjasama di antara negara-negara MIKTA akan terus digalakkan dengan menggunakan kesamaan pandangan dan kepentingan bersama kelima negara sebagai dasar kerjasama,” demikian siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima Sindonews, Sabtu (27/9/2014).
Menurut Marty, kelima negara tersebut adalah negara demokrasi, pencinta damai dan sama-sama memiliki sistem perekonomian terbuka. Sehingga, kelima negara tersebut berpotensi menjadi kekuatan dalam mengupayakan terobosan agenda-agenda global.
(mas)