Fiji Gelar Pemilu Pertama Sejak Kudeta Miiliter 2006
A
A
A
SUVA - Fiji pada hari ini (17/9/2014) menggelar Pemilu pertama sejak negara di Pasifik Selatan itu mengalami kudeta militer tahun 2006.
Rakyat Fiji tampak ikut dalam barisan antre panjang ketika pintu tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 07.30 waktu sempat di gedung sekolah Vatuwaqa, di luar pusat Kota Suva.
Di lokasi itu pula, tokoh militer Voreqe Bainimarama ikut memberikan hak suaranya setelah sewindu merebut kekuasaan melalui kudeta.
Bainimarama sendiri maju sebagai calon perdana menteri dalam Pemilu bersejarah di Fiji ini. Dia yakin akan memenangkan Pemilu.
”Kami sudah melalui banyak hal selama delapan tahun terakhir. Hari ini, momen sangat penting bagi Fiji. Ini adalah pertama kalinya kami gelar Pemilu tanpa diskriminasi,” katanya, kepada wartawan.
”Sebelum Anda menggunakan hak suara dan antre untuk memilih, (diskriminasi) ras sekarang sudah hilang. Hari ini adalah tentang takdir demokrasi kembali ke Fiji,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters.
Pemilu hari ini juga untuk mengakhiri "budaya kudeta" di negara itu. Setidaknya, empat pemerintah dari tahun 1987 hingga 2006 berakhir dengan penggulingan. Pemicunya adalah adanya ketegangan etnis antara pribumi Fiji dan etnis India.
Menjelang pemungutan suara, Presiden Fiji, Epeli Nailatikau, minta komandan militer Mosese Tikoitoga siaga satu jika menerima laporan adanya intimidasi. Dia minta Pemilu di negranya kali ini bebas dari kekerasan.
Rakyat Fiji tampak ikut dalam barisan antre panjang ketika pintu tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 07.30 waktu sempat di gedung sekolah Vatuwaqa, di luar pusat Kota Suva.
Di lokasi itu pula, tokoh militer Voreqe Bainimarama ikut memberikan hak suaranya setelah sewindu merebut kekuasaan melalui kudeta.
Bainimarama sendiri maju sebagai calon perdana menteri dalam Pemilu bersejarah di Fiji ini. Dia yakin akan memenangkan Pemilu.
”Kami sudah melalui banyak hal selama delapan tahun terakhir. Hari ini, momen sangat penting bagi Fiji. Ini adalah pertama kalinya kami gelar Pemilu tanpa diskriminasi,” katanya, kepada wartawan.
”Sebelum Anda menggunakan hak suara dan antre untuk memilih, (diskriminasi) ras sekarang sudah hilang. Hari ini adalah tentang takdir demokrasi kembali ke Fiji,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters.
Pemilu hari ini juga untuk mengakhiri "budaya kudeta" di negara itu. Setidaknya, empat pemerintah dari tahun 1987 hingga 2006 berakhir dengan penggulingan. Pemicunya adalah adanya ketegangan etnis antara pribumi Fiji dan etnis India.
Menjelang pemungutan suara, Presiden Fiji, Epeli Nailatikau, minta komandan militer Mosese Tikoitoga siaga satu jika menerima laporan adanya intimidasi. Dia minta Pemilu di negranya kali ini bebas dari kekerasan.
(mas)