New York Times: Indonesia Panutan Demokrasi di Asia Tenggara

Kamis, 04 September 2014 - 17:48 WIB
New York Times: Indonesia Panutan Demokrasi di Asia Tenggara
New York Times: Indonesia Panutan Demokrasi di Asia Tenggara
A A A
JAKARTA - Media Amerika Serikat, New York Times pada Rabu (4/9/2014) melansir laporan yang menyebut Indonesia menjadi model atau panutan demokrasi di Asia Tenggara.

Keputusan Mahkamah Konstitusi soal sengketa Pilpres, menjadi contoh kedewasaan demokrasi Indonesia.

Dalam laporannya, New York Times mengulas kondisi demokrasi di Indonesia sejak lengsernya Presiden Soeharto. Sekitar 16 tahun lalu--tulis media AS itu--presiden otoriter yang dituduh korup dan didukung kekuatan militer dipaksa mengundurkan diri oleh demonstran pro-demokrasi.

Pelengseran Soeharto yang berkuasa 32 tahun itu berlangsung rusuh. Tapi, Indonesia dikagumi, karena begitu siap menjadi panutan demokrasi di Asia Tenggara, terutama soal transfer kekuasaan. Fenomena tumbuhnya demokrasi Indonesia yang cepat itu dianggap langka.

Di Thailand, militer menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis pada bulan Mei 2014 lalu, dan merupakan aksi militer yang kedua kalinya dalam delapan tahun.

Sedangkan Malaysia dan Kamboja telah terperosok dalam kekacauan politik sejak pemilihan parlemen tahun lalu, di mana kubu oposisi merasa dicurangi dalam setiap Pemilu.

Kemudian, Filipina yang telah memiliki Pemilu yang demokratis, tetapi mereka cenderung dinodai oleh kecurangan dan kekerasan. Di mana, dan dua presiden terakhir telah dipenjara oleh pendahulu mereka.

”Tidak ada keraguan bahwa Indonesia sekarang negara paling demokratis di Asia Tenggara, dan ini adalah sesuatu yang tak seorang pun akan memperkirakan pada tahun 1998," kata Marcus Mietzner, pengamat Indonesia di Universitas Nasional Australia.

Kendati demikian, media AS itu tetap menyoroti perjuangan Indonesia yang masih melawan korupsi, diskriminasi kelompok minoritas dan kekerasan atas nama agama. Menurut Human Rights Watch, anggota pasukan keamanan negara juga masih menikmati "impunitas” atas pelanggaran hak asasi manusia berat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5095 seconds (0.1#10.140)
pixels