Senat AS Sokong Rp2,6 Triliun untuk Iron Dome Israel

Sabtu, 02 Agustus 2014 - 11:10 WIB
Senat AS Sokong Rp2,6...
Senat AS Sokong Rp2,6 Triliun untuk Iron Dome Israel
A A A
WASHINGTON - Senat Amerika Serikat (AS) dengan suara bulat mengeluarkan undang-undang yang menyetujui bantuan dana daurat USD225 juta atau sekitar Rp2,6 triliun untuk Israel. Dana darurat itu, untuk mendukung operasional sistem pertahanan Iron Dome Israel.

Senat AS menyetujui penggelontoran dana untuk Israel itu pada Jumat waktu AS. Semula, rencana pendanaan itu gagal Kamis lalu, setelah senat dari Partai Republik memblokir tagihan belanja yang lebih luas.

Kubu Partai Republik menginginkan bantuan dana digulirkan untuk penanganan krisis imigrasi di perbatasan AS dan Meksiko yang saat ini sedang bermasalah.

Tapi akhirnya senat dari Partai Republik dan Demokrat, seperti dikutip Reuters, Sabtu (2/8/2014) sepakat untuk membantu Israel untuk operasional sistem pertahanan penangkis rudal itu. Iron Dome selama ni memang menjadi andalan Israel untuk menangkis ribuan roket militan Gaza yang ditembakkan ke wilayah Israel.

Iron Dome Israel dibuat oleh kontraktor Pertahanan Israel, Rafael Advanced Systems. Iron Dome Israel bisa bekerja penuh setelah mendapat dukungan teknologi AS dan kucuran dana yang kuat.

“Sepanjang sejarah, AS telah memberikan lebih dari USD700 juta untuk membantu Israel dalam menutup biaya pemeliharaan dan operasional Iron Dome,” tulis CBS News, mengutip pernyataan Congressional Research Service.

Sebelum ini, AS juga telah memasok bom untuk Israel jenis granat dan mortir. Juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby, mengatakan, pasokan amunisi untuk Israel adalah tindakan legal. Sebab, itu sesuai dengan program yang dikelola militer AS yang bernama War Reserves Stock Allies-Israel (WRSA-I) atau stok cadangan perang untuk sekutu Israel. (Baca: AS Pasok Bom ke Israel)

Israel juga berhak mengakses amunisi AS dalam situasi darurat. Amunisi Pentagon yang bisa diakses Israel itu, di antaranya, granat 40 mm dan mortir berkaliber 120 mm. “Kedua amunisi itu ada dalam program WRSA-I selama beberapa tahun, jauh sebelum krisis (Gaza) pada saat ini,” kata Kirby.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6558 seconds (0.1#10.140)