Kisah Heroik Membelotnya Mata-mata Soviet

Senin, 07 Juli 2014 - 09:59 WIB
Kisah Heroik Membelotnya...
Kisah Heroik Membelotnya Mata-mata Soviet
A A A
LONDON - Sebuah dokumen asli yang merupakan salah satu bocoran terbesar dalam sejarah intlijen dunia dirilis Senin (7/7/2014). Dokumen itu disusun sendiri oleh pejabat senior intelijen Uni Soviet--sekarang Rusia—(KGB) yang membelot, yakni Vasili Mitrokhin.

Dokumen rahasia itu diselundupkan keluar dari Rusia pada tahun 1992 oleh Mitrokhin yang membelot ke negara-negara Barat saat Perang Dingin pecah. Sejarawan intelijen terkemuka, Christopher Andrew menggambarkan kisah pembelotan mata-mata Soviet itu sangat heroik.

Andrew mengatakan dokumen rahasia yang ditulis ulang Mithrokin, yang dirilis oleh Cambridge University, merupakan amunisi berharga bagi musuh Uni Soviet kala itu.”Itu sumber intelijen tunggal yang paling penting yang pernah dimiliki pemerintah Inggris dan Amerika Serikat,” katanya.

Sebelum lari dari Soviet, Mitrokhin selama lebih dari satu dekade diam-diam mencuri file-file penting milik Soviet. File-file atau dokumen penting itu disalin dalam tulisan tangan dan kemudian diketik dan disusun ke dalam volume. Mitrokhin menyembunyikan dokumen-dokumen itu di sebuah rumah dan sebagian sengaja dikubur.

Setelah Uni Soviet runtuh sekitar tahun 1991, Mitrokhin melarikan diri ke negara Baltik. Dia disebut-sebut mengambil dokumen rahasia yang dia sembunyikan itu untuk dibawa ke Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Dia juga sempat pergi ke Kedutaan Besar Inggris, di mana seorang diplomat junior menyuruhnya duduk dan bertanya; "Apakah Anda ingin secangkir teh?". “Itu kalimat yang mengubah hidupnya,” kata Andrew, menceritakan perjalanan pembelotan mata-mata Soviet atau Rusia itu.

Setelah pembelotan itu, Mitrokhin menghabiskan sisa hidupnya di Inggris dengan nama palsu. Dia juga dilindungi polisi Inggris sampai akhirnya meninggal pada 2004 di usia 81 tahun.

Oleh Andrew, Mitrokhin yang menyusun dokumen rahasia Soviet dengan judul “Rezim Terkutuk” dan “Mousetrap" itu merupakan sosok yang berani mempertaruhkan nyawanya. ”Mitrokhin mengambil risiko besar. Dia tahu satu peluru (mengintai) di belakang kepala, dan itu akan jadi nasibnya jika dia tertangkap,” ujarnya, seperti dikutip news.com.au.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0716 seconds (0.1#10.140)