Israel Tekan Abbas agar Ceraikan Hamas dan Fatah
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menekan Presiden Otoritas Palestina, Mahmud Abbas agar memutuskan hubungan antara faksi Fatah dan Hamas. Tekanan itu muncul, setelah Israel menyatakan Hamas sebagai tersangka utama atas penculikan tiga remaja Israel.
”Tak lama setelah penculikan itu, saya mengatakan bahwa orang-orang yang telah melakukan kegiatan ini adalah teroris Hamas,” tulis Time of Israel Jumat (27/6/2014) mengutip pernyataan Netanyahu.
“Memang saat ini dinas keamanan Israel telah menerbitkan nama-nama dari dua pelaku kejahatan keji ini,” lanjut Netanyahu mengacu pada dua militan Hamas yang dituduh menculik tiga remaja Israel.
“Saya sekarang berharap Presiden Abbas, yang mengatakan hal-hal penting di Arab Saudi, untuk berdiri oleh dengan kata-katanya dengan memutuskan perjanjian dengan organisasi teroris Hamas yang menculik anak-anak dan yang menyerukan penghancuran Israel,” imbuh Netanyahu.
Dalam sebuah pernyataan, Dinas Keamanan Israel, Shin Bet, mengidentifikasi Marwan Qawasmeh dan Amer Abu Aisheh, dua militan Hamas sebagai tersangka penculikan tiga remaja Israel. Kedua militant itu berasal dari Kota Hebron, Tepi Barat, dekat tempat para remaja yang hilang sejak 12 Juni 2014.
Qawasmeh, yang lahir pada tahun 1985, dan Abu Aisheh yang lahir pada tahun 1981, pernah dipenjara di Israel.
Setelah hilangnya tiga remaja itu, Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Tepi Barat. Setidaknya sekitar 400 warga Palestina ditahan dalam operasi itu.
Pencarian tiga remaja bernama Eyal Yifrah, 19, Gilad Shaar, 16, dan Naftali Fraenkel, 16, itu juga menelan korban jiwa dari pihak Palestina, ketika pasukan Israel menembak anak Palestina yang melempari batu ke arah pasukan Israel.
”Tak lama setelah penculikan itu, saya mengatakan bahwa orang-orang yang telah melakukan kegiatan ini adalah teroris Hamas,” tulis Time of Israel Jumat (27/6/2014) mengutip pernyataan Netanyahu.
“Memang saat ini dinas keamanan Israel telah menerbitkan nama-nama dari dua pelaku kejahatan keji ini,” lanjut Netanyahu mengacu pada dua militan Hamas yang dituduh menculik tiga remaja Israel.
“Saya sekarang berharap Presiden Abbas, yang mengatakan hal-hal penting di Arab Saudi, untuk berdiri oleh dengan kata-katanya dengan memutuskan perjanjian dengan organisasi teroris Hamas yang menculik anak-anak dan yang menyerukan penghancuran Israel,” imbuh Netanyahu.
Dalam sebuah pernyataan, Dinas Keamanan Israel, Shin Bet, mengidentifikasi Marwan Qawasmeh dan Amer Abu Aisheh, dua militan Hamas sebagai tersangka penculikan tiga remaja Israel. Kedua militant itu berasal dari Kota Hebron, Tepi Barat, dekat tempat para remaja yang hilang sejak 12 Juni 2014.
Qawasmeh, yang lahir pada tahun 1985, dan Abu Aisheh yang lahir pada tahun 1981, pernah dipenjara di Israel.
Setelah hilangnya tiga remaja itu, Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Tepi Barat. Setidaknya sekitar 400 warga Palestina ditahan dalam operasi itu.
Pencarian tiga remaja bernama Eyal Yifrah, 19, Gilad Shaar, 16, dan Naftali Fraenkel, 16, itu juga menelan korban jiwa dari pihak Palestina, ketika pasukan Israel menembak anak Palestina yang melempari batu ke arah pasukan Israel.
(mas)