Menengok Rezim Saddam Hussein di Tubuh ISIS
A
A
A
BAGHDAD - Kelompok radikal tanpa kompromi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini mengacaukan Irak telah menjadi momok bagi berbagai dunia, terutama negara-negara Barat.
Namun, ada yang janggal di struktur organisasi radikal ini, yakni adanya sosok orang dekat Saddam Hussein, mantan ditaktor Irak yang tewas dalam invasi Amerika Serikat beberapa tahun silam.
Orang dekat Saddam yang dimaksud adalah Izzat Ibrahim al-Douri. Oleh AS, al-Douri jadi buronan utama sebagai pentolan partai Baath (partai pimpinan Saddam Hussein saat berkuasa).
Yang mengejutkan, al-Douri telah dua kali dilaporkan meninggal. Tapi, siapa yang bisa menyangka, jika dia muncul sebagai tokoh di balik kesuksesan serangan besar-besaran ISIS di Irak utara.
Dia lolos dari penangkapan pasukan AS beberapa tahun lalu. Setelah itu, dia membentuk kelompok Naqshbandia, kelompok yang sejalan dengan Baath. Kedua kelompok ini bersikap keras sejak Irak perang dengan Iran tahun 1980-an.
Setelah Partai Baath runtuh, para anggota kelompok fundamentalis dipenjara. Tapi, Naqshbandia muncul dan bergabung dengan ISIS hingga sekarang. Penggabungan itu atas dasar kesamaan visi, yakni berjayanya kembali dominasi Sunni Irak.
ISIS dalam aksi besarnya di Irak menargetkan wilayah utara negara itu, yang dianggap sebagai pusat pemerintah yang didominasi kelompok Syiah Irak. Munculnya al-Douri di ISIS menjadi daya tarik warga kelompok Sunni yang selama ini merasa jadi korban diskriminasi pemerintah Irak sejak Saddam Hussein tumbang.
Nuansa konflik sektarian itu juga diakui para politisi Irak yang berkuasa. Namun, mereka sejatinya sudah lelah dengan isu sektarian. ”Kami ingin melakukan segala yang kami bisa untuk menghindari kekerasan sektarian. Kami telah mengatakan selama bertahun-tahun bahwa pemerintah pusat harus mencakup kelompok Sunni dalam kondisi apa pun untuk masa depan,” kata Dhiya al el Assadi, pimpinan parlemen Irak dari kelompok Syiah yang baru-baru ini terpilih, seperti dikutip Sky News, Jumat (20/6/2014).
Namun, ada yang janggal di struktur organisasi radikal ini, yakni adanya sosok orang dekat Saddam Hussein, mantan ditaktor Irak yang tewas dalam invasi Amerika Serikat beberapa tahun silam.
Orang dekat Saddam yang dimaksud adalah Izzat Ibrahim al-Douri. Oleh AS, al-Douri jadi buronan utama sebagai pentolan partai Baath (partai pimpinan Saddam Hussein saat berkuasa).
Yang mengejutkan, al-Douri telah dua kali dilaporkan meninggal. Tapi, siapa yang bisa menyangka, jika dia muncul sebagai tokoh di balik kesuksesan serangan besar-besaran ISIS di Irak utara.
Dia lolos dari penangkapan pasukan AS beberapa tahun lalu. Setelah itu, dia membentuk kelompok Naqshbandia, kelompok yang sejalan dengan Baath. Kedua kelompok ini bersikap keras sejak Irak perang dengan Iran tahun 1980-an.
Setelah Partai Baath runtuh, para anggota kelompok fundamentalis dipenjara. Tapi, Naqshbandia muncul dan bergabung dengan ISIS hingga sekarang. Penggabungan itu atas dasar kesamaan visi, yakni berjayanya kembali dominasi Sunni Irak.
ISIS dalam aksi besarnya di Irak menargetkan wilayah utara negara itu, yang dianggap sebagai pusat pemerintah yang didominasi kelompok Syiah Irak. Munculnya al-Douri di ISIS menjadi daya tarik warga kelompok Sunni yang selama ini merasa jadi korban diskriminasi pemerintah Irak sejak Saddam Hussein tumbang.
Nuansa konflik sektarian itu juga diakui para politisi Irak yang berkuasa. Namun, mereka sejatinya sudah lelah dengan isu sektarian. ”Kami ingin melakukan segala yang kami bisa untuk menghindari kekerasan sektarian. Kami telah mengatakan selama bertahun-tahun bahwa pemerintah pusat harus mencakup kelompok Sunni dalam kondisi apa pun untuk masa depan,” kata Dhiya al el Assadi, pimpinan parlemen Irak dari kelompok Syiah yang baru-baru ini terpilih, seperti dikutip Sky News, Jumat (20/6/2014).
(mas)