Meski Musuh Bebuyutan, AS akan Rangkul Iran demi Irak
A
A
A
WASHINGTON - Pihak Amerika Serikat (AS) tengah bersiap-siap untuk melakukan dialog terbuka dengan Iran untuk menolong Irak dalam menumpas para militan radikal.
Meski kedua negara itu dikenal sebagai musuh bebuyutan, AS mengisyaratkan akan melibatkan Iran dalam menumpas para militan yang berulah di Irak. (Baca: Horor, Militan Lakukan Pembantaian Massal di Irak)
Isyarat itu disampaikan seorang pejabat senior AS kepada Wall Street Journal. Pembicaraan kedua pihak itu akan dimulai awal minggu ini. Iran sendiri dilaporkan telah mengerahkan ratusan pasukan elite dari Garda Revolusi untuk menumpas militan al-Qaeda dari kelompok
Negara Islam Irak dan Levant (ISIS/ISIL).
Reuters dalam laporannya Senin (16/6/2014) juga mengutip seorang pejabat senior AS, bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk berdiskusi dengan Teheran. Pertemuan itu, disebut-sebut akan berlangsung di Wina, Austria, di mana Iran juga sedang beregosiasi soal program nuklir Teherean bersama negara-negara kekuatan dunia.
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri AS, Bill Burns, akan pergi ke Wina untuk melakukan pembicaraan dengan pihak Iran guna membantu Irak.
Sementara itu, Senator AS, Lindsey Graham, mengatakan, AS butuh Iran untuk menghindari jatuhnya pemerintah Irak ke tangan militan radikal.”Kami mungkin akan membutuhkan bantuan mereka untuk menahan Baghdad (dari kejatuhannya),” kata Graham kepada CBS.
Iran juga telah menyatakan, bahwa mereka mendukung kerjasama tersebut. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, bahwa Teheran dapat mempertimbangkan bekerja sama dengan Washington untuk melawan ancaman ekstremis.
”Kami telah mengatakan bahwa semua negara harus bersatu dalam memerangi terorisme. Tapi sekarang mengenai Irak kita belum melihat orang Amerika mengambil keputusan,” ucap Rouhani.
Ketika ditanya apakah Teheran akan bekerja sama dengan musuh bebuyutannya, yakni AS dalam membantu Irak. Rouhani menajawab; ”Kita bisa berpikir tentang hal ini jika kita melihat Amerika mulai menghadapi kelompok teroris di Irak atau di tempat lain.”
Meski kedua negara itu dikenal sebagai musuh bebuyutan, AS mengisyaratkan akan melibatkan Iran dalam menumpas para militan yang berulah di Irak. (Baca: Horor, Militan Lakukan Pembantaian Massal di Irak)
Isyarat itu disampaikan seorang pejabat senior AS kepada Wall Street Journal. Pembicaraan kedua pihak itu akan dimulai awal minggu ini. Iran sendiri dilaporkan telah mengerahkan ratusan pasukan elite dari Garda Revolusi untuk menumpas militan al-Qaeda dari kelompok
Negara Islam Irak dan Levant (ISIS/ISIL).
Reuters dalam laporannya Senin (16/6/2014) juga mengutip seorang pejabat senior AS, bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk berdiskusi dengan Teheran. Pertemuan itu, disebut-sebut akan berlangsung di Wina, Austria, di mana Iran juga sedang beregosiasi soal program nuklir Teherean bersama negara-negara kekuatan dunia.
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri AS, Bill Burns, akan pergi ke Wina untuk melakukan pembicaraan dengan pihak Iran guna membantu Irak.
Sementara itu, Senator AS, Lindsey Graham, mengatakan, AS butuh Iran untuk menghindari jatuhnya pemerintah Irak ke tangan militan radikal.”Kami mungkin akan membutuhkan bantuan mereka untuk menahan Baghdad (dari kejatuhannya),” kata Graham kepada CBS.
Iran juga telah menyatakan, bahwa mereka mendukung kerjasama tersebut. Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, bahwa Teheran dapat mempertimbangkan bekerja sama dengan Washington untuk melawan ancaman ekstremis.
”Kami telah mengatakan bahwa semua negara harus bersatu dalam memerangi terorisme. Tapi sekarang mengenai Irak kita belum melihat orang Amerika mengambil keputusan,” ucap Rouhani.
Ketika ditanya apakah Teheran akan bekerja sama dengan musuh bebuyutannya, yakni AS dalam membantu Irak. Rouhani menajawab; ”Kita bisa berpikir tentang hal ini jika kita melihat Amerika mulai menghadapi kelompok teroris di Irak atau di tempat lain.”
(mas)