Lawan Militan, Ulama Syiah Irak Kobarkan Perang
A
A
A
KARBALA - Ulama Syiah paling senior di Irak telah mengeluarkan seruan untuk mengangkat senjata untuk memerangi para militan al-Qaeda dari kelompok Negara Islam Irak dan Levant (ISIL/ISIS). Seruan itu muncul setelah kondisi di Irak kacau akibat serangan para militan yang tidak terkendali.
Seruan itu disampaikan Grand Mufti Ayatollah Ali al-Sistani, yang dibacakan saat salat Jumat di Karbala kemarin. ”Warga yang mampu memanggul senjata dan melawan teroris, membela negara mereka dan saudara-saudara mereka, serta tmpat-tempat suci mereka, harus menjadi sukarelawan dan bergabung dengan pasukan keamanan untuk mencapai tujuan suci ini,” katanya, mengacu pada ajakan perang membantu pasukan Irak. (Baca: Sama-sama Tolong Irak, Iran dan AS Akan Pamer Kekuatan)
Kantor berita BBC, melaporkan, ribuan orangkini telah bergabung dengan milisi Syiah untuk membantu pasukan Irak guna mengamankan Ibu Kota Baghdad yang ingin direbut para militan.
Koflik di Irak yang bermula dari persoalan politik, yakni ketidakpuasan dalam pembagian kekuasaan usai rezim Saddam Hussein ditumbangkan saat invasi Amerika Serikat tahun 2003, telah bergeser menjadi konflik sektarian.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, seperti dikutip Reuters, Sabtu (14/6/2014) telah mengkaji ulang rencana agresi ke Irak. Obama memutuskan, tidak akan mengirim pasukan AS ke Irak. (Baca: Obama Isyaratkann Gempur Irak)
Namun, dia tetap mempertimbangkan untuk melakukan serangan udara untuk memerangi para militan. Opsi yang ditempuh Obama, kemungkinan akan menggunakan pesawat nirawak atau drone.
“AS akan melakukan tanggung jawabnya, tapi perlu dipahami bahwa pada akhirnya kita sadar bahwa Irak sebagai bangsa yang berdaulat untuk memecahkan masalah mereka sendiri,” ucap Obama.
Sebelumnya, Rusia menyalahkan AS atas kekacauan di Irak. AS dianggap bersalah, karena akibat invasi tahun 2003 kondisi Irak tidak kunjung membaik, tapi justru kian kacau. (Baca juga: Irak Kacau Balau karena Warisan Ulah Amerika Serikat)
Seruan itu disampaikan Grand Mufti Ayatollah Ali al-Sistani, yang dibacakan saat salat Jumat di Karbala kemarin. ”Warga yang mampu memanggul senjata dan melawan teroris, membela negara mereka dan saudara-saudara mereka, serta tmpat-tempat suci mereka, harus menjadi sukarelawan dan bergabung dengan pasukan keamanan untuk mencapai tujuan suci ini,” katanya, mengacu pada ajakan perang membantu pasukan Irak. (Baca: Sama-sama Tolong Irak, Iran dan AS Akan Pamer Kekuatan)
Kantor berita BBC, melaporkan, ribuan orangkini telah bergabung dengan milisi Syiah untuk membantu pasukan Irak guna mengamankan Ibu Kota Baghdad yang ingin direbut para militan.
Koflik di Irak yang bermula dari persoalan politik, yakni ketidakpuasan dalam pembagian kekuasaan usai rezim Saddam Hussein ditumbangkan saat invasi Amerika Serikat tahun 2003, telah bergeser menjadi konflik sektarian.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, seperti dikutip Reuters, Sabtu (14/6/2014) telah mengkaji ulang rencana agresi ke Irak. Obama memutuskan, tidak akan mengirim pasukan AS ke Irak. (Baca: Obama Isyaratkann Gempur Irak)
Namun, dia tetap mempertimbangkan untuk melakukan serangan udara untuk memerangi para militan. Opsi yang ditempuh Obama, kemungkinan akan menggunakan pesawat nirawak atau drone.
“AS akan melakukan tanggung jawabnya, tapi perlu dipahami bahwa pada akhirnya kita sadar bahwa Irak sebagai bangsa yang berdaulat untuk memecahkan masalah mereka sendiri,” ucap Obama.
Sebelumnya, Rusia menyalahkan AS atas kekacauan di Irak. AS dianggap bersalah, karena akibat invasi tahun 2003 kondisi Irak tidak kunjung membaik, tapi justru kian kacau. (Baca juga: Irak Kacau Balau karena Warisan Ulah Amerika Serikat)
(mas)