Gagal Kontrol Senjata Sipil, Obama Sangat Frustasi
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, sangat frustasi atas ketidakmampuan Washington untuk memberlakukan aturan pengontrolan senjata warga sipil di negaranya. Dia prihatin dengan maraknya penembakan di kalangan sipil di AS dalam beberapa hari ini.
”Negara ini harus melakukan beberapa perenungan tentang hal ini. Ini menjadi norma dan kita menerima begitu saja. Sebagai orang tua, itu menakutkan bagi saya,” ujar Obama, Rabu (11/6/2014).
Obama tahun lalu menghabiskan banyak waktu untuk melobi Kongres agara menyetujui undang-undang pengontrolan senjata, setelah terjadi penembakan massal di sebuah sekolah di Newtown, Connecticut. Dalam insiden itu, 20 anak-anak tewas.
Obama ingin membatasi kepemilikan senjata warga sipil, tapi usahanya itu gagal karena ada tekanan dari lobi yang dlakukan kelompok National Rifle Association (NRA), kelompok yang mendukung kepemilikan senjata untuk warga sipil dengan alasan untuk jaga diri.
Menurut Reuters, sejak tragedi penembakan di Newtown, telah terjadi 74 penembakan di sekolah-sekolah dan kampus. Kebijakan Obama itu juga atas desakan salah satu orangtua korban penembakan di University of California di Santa Barbara, bulan lalu.
Obama mengatakan itu adalah salah satu frustrasinya yang terbesar sebagai presiden, karena gagal mengontrol senjata. Menurutnya, meskipun AS sebagai negara maju, namun itu belum menjamin perilaku warga sipilnya tertib.
”Negara ini harus melakukan beberapa perenungan tentang hal ini. Ini menjadi norma dan kita menerima begitu saja. Sebagai orang tua, itu menakutkan bagi saya,” ujar Obama, Rabu (11/6/2014).
Obama tahun lalu menghabiskan banyak waktu untuk melobi Kongres agara menyetujui undang-undang pengontrolan senjata, setelah terjadi penembakan massal di sebuah sekolah di Newtown, Connecticut. Dalam insiden itu, 20 anak-anak tewas.
Obama ingin membatasi kepemilikan senjata warga sipil, tapi usahanya itu gagal karena ada tekanan dari lobi yang dlakukan kelompok National Rifle Association (NRA), kelompok yang mendukung kepemilikan senjata untuk warga sipil dengan alasan untuk jaga diri.
Menurut Reuters, sejak tragedi penembakan di Newtown, telah terjadi 74 penembakan di sekolah-sekolah dan kampus. Kebijakan Obama itu juga atas desakan salah satu orangtua korban penembakan di University of California di Santa Barbara, bulan lalu.
Obama mengatakan itu adalah salah satu frustrasinya yang terbesar sebagai presiden, karena gagal mengontrol senjata. Menurutnya, meskipun AS sebagai negara maju, namun itu belum menjamin perilaku warga sipilnya tertib.
(mas)