Tumpas Separatis Pro-Rusia, Kiev Ingin Operasi Militer Kilat
A
A
A
KIEV-Presiden baru Ukraina hasil pemilu, Petro Poroshenko, menolak bernegosiasi dengan kelompok separatis pro-Rusia yang ia sebut sebagai teroris. Dia justru minta operasi militer di Ukraina timur dilakukan secara kilat.
Komentar Poroshenko yang dijuluki “Raja Cokelat” itu muncul setelah terjadi pertempuran hebat di Bandara Donetsk yang diduduki kelompok separatis pro-Rusia, kemarin. Militer Kiev bertindak cepat dengan melakukan serangan udara dan serangan penerjun payung.
Menurutnya, operasi militer yang dilakukan terhadap kelompok separatis pro-Rusia selama ini terlalu lama. ”Operasi anti-teroris seharusnya tidak berlangsung dua atau tiga bulan. Ini harus berlangsung selama beberapa jam,” katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/5/2014).
“Adapun pejuang pemberontak, mereka ingin mempertahankan bandit negara yang disiagakan di tempat-tempat (dan didukung) oleh kekuatan senjata,” lanjut dia. “Ini hanya bandit. Tak seorang pun di setiap negara beradab akan terus negosiasi dengan teroris.”
Pertempuran antara kelompok separatis bersenjata pro-Rusia dengan pasukan Kiev berlangsung lebih dari delapan jam di Bandara Internasional Donetsk. Pertempuran terjadi, setelah kelompok separatis pro-Rusia tiba dengan tiga truk militer melumpuhkan operasional bandara.
Baik pihak militer Kiev maupun dari kelompok separatis pro-Rusia belum mengkonfirmasi jumlah korban jiwa dalam pertempuran itu.”Pertempuran berlanjut di bandara, dengan menggunakan pesawat dan helikopter,” kata pemimpin separatis pro-Rusia, Denis Pushilin.
“Ini adalah dampak kebuntuan militer. Saya tidak memiliki informasi tentang korban jiwa. Kelompok kami telah menghancurkan satu helikopter musuh,” imbuh dia.
Komentar Poroshenko yang dijuluki “Raja Cokelat” itu muncul setelah terjadi pertempuran hebat di Bandara Donetsk yang diduduki kelompok separatis pro-Rusia, kemarin. Militer Kiev bertindak cepat dengan melakukan serangan udara dan serangan penerjun payung.
Menurutnya, operasi militer yang dilakukan terhadap kelompok separatis pro-Rusia selama ini terlalu lama. ”Operasi anti-teroris seharusnya tidak berlangsung dua atau tiga bulan. Ini harus berlangsung selama beberapa jam,” katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/5/2014).
“Adapun pejuang pemberontak, mereka ingin mempertahankan bandit negara yang disiagakan di tempat-tempat (dan didukung) oleh kekuatan senjata,” lanjut dia. “Ini hanya bandit. Tak seorang pun di setiap negara beradab akan terus negosiasi dengan teroris.”
Pertempuran antara kelompok separatis bersenjata pro-Rusia dengan pasukan Kiev berlangsung lebih dari delapan jam di Bandara Internasional Donetsk. Pertempuran terjadi, setelah kelompok separatis pro-Rusia tiba dengan tiga truk militer melumpuhkan operasional bandara.
Baik pihak militer Kiev maupun dari kelompok separatis pro-Rusia belum mengkonfirmasi jumlah korban jiwa dalam pertempuran itu.”Pertempuran berlanjut di bandara, dengan menggunakan pesawat dan helikopter,” kata pemimpin separatis pro-Rusia, Denis Pushilin.
“Ini adalah dampak kebuntuan militer. Saya tidak memiliki informasi tentang korban jiwa. Kelompok kami telah menghancurkan satu helikopter musuh,” imbuh dia.
(mas)