Pencarian MH370 akan Dilimpahkan Kepada Kontraktor Swasta

Senin, 26 Mei 2014 - 21:04 WIB
Pencarian MH370 akan...
Pencarian MH370 akan Dilimpahkan Kepada Kontraktor Swasta
A A A
SYDNEY - SYDNEY - Pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 dikabarkan akan dilimpahkan kepada kontraktor swasta melalui sistem tender yang akan dimulai prosesnya pekan depan. Menurut seorang sumber, pelalangan ini mungkin akan memakan waktu hingga dua bulan.

Seperti dilansir The Wall Street Journal, Senin (26/5/2014), pihak berwenang Malaysia, China dan Australia sedang mencari kontraktor tunggal untuk mengkoordinasikan pencarian bawah laut yang kini semakin diperluas yang meliputi 60.000 kilometer persegi di Samudera Hindia.

Sumber anonim itu menyatakan, penawar yang berhasil memenangkan protek ini kelak akan bertanggung jawab atas pengkoordinasian kapal, awak, serta teknologi yang digunakan dalam pencarian pesawat MAS MH370.

“Dokumen tender akan menguraikan informasi dasar, termasuk area yang akan dieksplorasi, jumlah dana dan kerangka waktu. Namun, kontraktor swasta akan bebas untuk merancang strategi mereka sendiri untuk menemukan pesawat dengan dana yang tersedia,” papar sumber tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengatakan pada April bahwa pencarian di bawah air ini setidaknya akan menelan biaya sekitar 60 juta dolar Australia.

Penggunaan kontraktor swasta diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang selama ini dihadapi oleh tim pencari seperti kurangnya peralatan serta teknologi yang digunakan dalam pencarian pesawat nahas tersebut.

Sebelum tender dibuka, beberapa pihak sudah mulai memprediksi beberapa nama potensial yang mungkin akan menjadi pemenang. Salah satunya adalah Woods Hole Oceanographic Institution dan Phoenix International Holdings Inc.

Kontraktor swasta yang turut membantu pencarian serta pemulihan kotak hitam pesawat Air France 447 yang jatuh di tengah-tengah Samudera Atlantik pada tahun 2009.

“Selain Woods Hole, terdapat beberapa nama potensial lainnya seperti Oceaneering International Inc, perusahaan Belanda NV Fugro, University of Southampton di Inggris, Scripps Institution of Oceanography di California dan University of Hawaii,” ungkap sumber yang dekat dengan otoritas Australia.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1246 seconds (0.1#10.140)