PBB Harap Libanon Segera Tentukan Presiden Baru
A
A
A
BEIRUT - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-Moon menyatakan harapannya soal kekosongan presiden Libanon. Ia berharap, presiden baru bisa terpilih secepat mungkin.
Ki-Moon seperti dilansir Xinhua, Senin (26/5/2014), menyatakan hal tersebut saat menghadiri pertemuan internasionl untuk memberikan bantuan kepada Libanon. Dia juga menyatakan siap memberikan bantuan untuk tentara Libanon.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemilihan presiden Libanon sudah gagal untuk kelima kalinya secara beruntun, setelah tidak pernah lengkapnya aggota parlemen yang hadir pada saat pemilihan presiden.
Dari 128 anggota parlemen, hanya 76 yang bersedia hadir dan mengikuti pemilihan. Sementara untuk memulai pemungutan suara diperlukan setidaknya kehadiran 86 anggota parlemen. Presiden Libanon saat ini Michael Suleiman sendiri sudah selesai masa pengabdiannya sebagai kepala negara pada akhir pekan lalu.
Terakhir, parlemen menggelar pertemuan kembali pada 22 Mei mendatang. Tetapi pertemuan kelima itu pun kembali gagal menentukan presiden baru. Sejumlah pengamat politik di Libanon menduga kegagalan pemilihan presiden ini dikarenakan adanya perbedaan blok politik di parlemen Lebanon yang sangat kental.
Ki-Moon seperti dilansir Xinhua, Senin (26/5/2014), menyatakan hal tersebut saat menghadiri pertemuan internasionl untuk memberikan bantuan kepada Libanon. Dia juga menyatakan siap memberikan bantuan untuk tentara Libanon.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemilihan presiden Libanon sudah gagal untuk kelima kalinya secara beruntun, setelah tidak pernah lengkapnya aggota parlemen yang hadir pada saat pemilihan presiden.
Dari 128 anggota parlemen, hanya 76 yang bersedia hadir dan mengikuti pemilihan. Sementara untuk memulai pemungutan suara diperlukan setidaknya kehadiran 86 anggota parlemen. Presiden Libanon saat ini Michael Suleiman sendiri sudah selesai masa pengabdiannya sebagai kepala negara pada akhir pekan lalu.
Terakhir, parlemen menggelar pertemuan kembali pada 22 Mei mendatang. Tetapi pertemuan kelima itu pun kembali gagal menentukan presiden baru. Sejumlah pengamat politik di Libanon menduga kegagalan pemilihan presiden ini dikarenakan adanya perbedaan blok politik di parlemen Lebanon yang sangat kental.
(esn)